Dark/Light Mode

Serial Diskusi FPCI Korsel-Indonesia

3 Tahun MTCRC, Agar Laut Tak Lagi Dipunggungi

Sabtu, 25 September 2021 09:00 WIB
Serial Diskusi FPCI Korsel-Indonesia 3 Tahun MTCRC, Agar Laut Tak Lagi Dipunggungi

 Sebelumnya 
Untuk mengelaborasi dan menggali lebih dalam implementasi kerjasama ilmu kelautan Korsel-Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan maritim untuk melindungi ekosistem dan sumber daya kelautan ini, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) pada Jumat (24/9/2021) menggelar workshop, memfokus tema “Korea-Indonesia Marine Science Cooperation and Its Future”. Workshop ini digelar oleh FPCI, bekerjasama dengan Korea Foundation Jakarta.

FPCI adalah organisasi politik luar negeri non partisan, non politik dan independen, yang didirikan untuk membahas dan memperkenalkan isu-isu hubungan internasional kepada banyak pihak terkait di Indonesia, seperti diplomat, duta besar, pejabat pemerintah, akademisi, peneliti, bisnis, media, dosen, think tank, mahasiswa dan media.

Didirikan pada 2014 oleh Dr. Dino Patti Djalal (mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat --Agustus 2010 hingga 17 September 2013 dan Wakil Menteri Luar Negeri hingga Juli hingga Oktober 2014), juga dikutip dari laman resminya, FPCI dibentuk untuk mengembangkan internasionalisme Indonesia agar lebih mengakar di seluruh nusantara dan memproyeksikan dirinya ke seluruh dunia.

Baca juga : Alhamdulillah, Negara Kita Tak Lagi Dikucilkan Dunia

Dipandu oleh moderator Aristyo Rizka Darmawan, dosen Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), forum ini menghadirkan Dr. Hansan Park, co-Director MTCRC.

Di antara kegiatan utama MTCRC, jelas Park, adalah melakukan penelitian bersama, baik dalam bentuk pertemuan antar Pemerintah, kerjasama dengan kementerian, lembaga, perguruan tinggi, dan lain-lain.

Dan di antara bentuk implementasi proyek penelitian bersama ini, lanjut peneliti utama di Institut Kebijakan Kelautan di Institut Sains dan Teknologi Kelautan Korea (Ocean Policy Institute in the Korea Institute of Ocean Science and Technology (KIOST) ini, adalah pengembangan sistem prakiraan oseanografi operasional, pembentukan dan aplikasi Stasiun Validasi Satelit Optik.

Baca juga : Erick Tunjuk Haris Witjaksono Jadi Dirut

Selain itu, juga pengembangan energi laut, pengelolaan sampah laut, hingga perencanaan Jangka Menengah Kerjasama Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan Korea-Indonesia.

Salah satu contoh terbaru pengelolaan sampah laut, lanjut Park, pihaknya juga bekerjasama dengan komunitas lokal, seperti melaksanakan Kampanye Lingkungan Pesisir di Cirebon pada 3 September lalu. Kampanye tersebut melibatkan lebih dari 200 orang, termasuk mahasiswa dan warga Cirebon.

“Sekitar 1 ton sampah laut bisa terkumpul,” terang peraih gelar Bachelor, Master of Science (Geografi) hingga ke Doctor of Philosophy (Science in Coastal Geomorphology) dari Kyunghee University, Seoul, Korea ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.