Dark/Light Mode

Jangan Membakar Emosi Umat (2)

Rabu, 2 Februari 2022 06:49 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kalangan preman yang bukan praktisi agama saja terkadang tampil di garis depan membela kelompok agamanya mungkin untuk menebus dosa-dosa masa lampaunya dengan cara melakukan jihad, dengan harapan mereka mati syahid. Bahkan di antara mereka berani melakukan bom bunuh diri.

Padahal, boleh jadi mereka hanya mati konyol bukan mati syahid, karena kriteria syahid dalam Islam ada syarat-syaratnya. Yang pasiti tidak boleh nekat melibatkan diri di dalam suatu peran yang mengancam jiwa orang lain, apalagi bunuh diri.

Baca juga : Jangan Membakar Emosi Umat (1)

Rasulullah dan para sahabatnya tidak pernah mencontohkan suatu kejadian yang dapat membenarkan bom bunuh diri atau semacamnya. Bahkan, dalam hadis ditemukan orang yang bunuh diri sama dengan mati kafir.

Orang yang nekat dapat dianalogikan dengan bunuh diri dan orang bunuh diri dianggap mati kafir, dan orang kafir tidak boleh dishalati. Itulah sebabnya ada fatwa yang pernah menyatakan jenazah para teroris tidak perlu diurus secara Islam karena perbuatannya sudah keluar dari koridor Islam.

Baca juga : Dilema Nikah Siri (4)

Pembakar emosi umat tidak akan pernah hilang. Semenjak masa Nabi sampai sekarang selalu ada saja orang yang menjadi faktor dalam terbakarnya emosi umat. Salahsatu contohnya ialah pembuatan fillm The Innocence of Muslim yang pernah membuat kemarahan umat Islam di seluruh dunia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.