Dark/Light Mode

Senja Di Bumi Purworejo

Senin, 14 Februari 2022 07:40 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Geger di Desa Wadas, Purworejo, tidak perlu terjadi seandainya para pihak bisa menahan diri. Sebagus apa pun sebuah program, kalau tidak dikomunikasikan dengan baik, maka dapat memicu persepsi yang berbeda di masyarakat. Apalagi jika perbedaan tersebut dianggap tabu dan sengaja untuk dihindari. Bukan melahirkan solusi yang baik, tapi justru menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Belajar dari kearifan budaya lokal masyarakat Purworejo dikenal sebagai keturunan Raja Medangkamulan. Para leluhur Purworejo ahli di bidang pertanian dan pengairan. Mestinya mereka dapat menerima dengan baik rencana pembangunan proyek strategis nasional Bendungan Bener.

“Nyai Bagelan atau Raden Rara Wetan sedih melihat anak cucunya saling gegeran, Mo,” celetuk Petruk. Romo Semar hanya mesem sambil menarik napas dalam-dalam untuk membuang beban pikirannya. Konon, setiap menjelang pemilu, petilasan Nyai Bagelan di Purworejo ramai dikunjungi caleg dan pejabat yang ingin ngalap berkah agar keinginan dan cita-citanya terkabul.

Baca juga : Sisi Lain Dari Mas MG

Kopi pahit dan pisang rebus sengaja dibiarkan dingin. Semar kurang selera untuk menyentuh sarapan yang sudah disiapkan dari pagi. Kepulan asap rokok klobot membawanya ke zaman Mahabarata, ketika Bima menjadi Brahmana di lereng Gunung Argakelasa dengan nama Bima Suci.

Kocap kacarito, Kerajaan Hastina gempar dengan berdirinya padepokan di lereng gunung Argakelasa. Prabu Duryudana kurang berkenan dengan perilaku Bima menjadi seorang Brahmana dengan nama Begawan Bima Suci. Bima dianggap masuk wilayah Argakelasa tanpa izin Prabu Duryudana. Lereng Gunung Argakelasa masih di bawah kekuasaan kerajaan Hastina. Bima dianggap melanggar hukum dan harus diusir dari Argakelasa.

Baca juga : Krangkeng Besi Magada

Selain itu keberadaan Bima Suci di lereng Gunung Argakelasa dianggap sebagai matahari kembar bagi Prabu Duryudana. Bima suci mengajarkan ilmu kebaikan bagi pemuda di wilayah tapal batas Hastina. Menurut Bima para pemuda layak mendapatkan ilmu yang berguna bagi masa depannya. Karena pemuda merupakan calon pemimpin masa depan untuk menerima estafet kepemimpinan setelah para sepuh lengser keprabon.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.