Dark/Light Mode

Dilema Perempuan Karier (3)

Beban Ganda (2)

Jumat, 18 Februari 2022 07:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Bagaimana mungkin menyamakan seorang perempuan yang secara kodrati harus menjalani siklus reproduksi, seperti hamil, melahirkan, menyusui, dan menstruasi, sementara seorang perempuan bebas dari fungsi-fungsi kodrati tersebut.

Fungsi-fungsi kodrati perempuan harus diberikan item tersendiri dalam penilaian promosi karier, dalam arti faktor-faktor tersebut jangan dijadikan faktor pengurang, tetapi sebagai faktor kenyataan yang harus diterima. Hak-hak perempuan seharusnya tidak berkurang karenanya.

Salah satu jenjang yang harus dilalui dalam promosi karier ialah jenjang pendidikan karier. Seringkali ditemukan perempuan secara skill sangat memenuhi persyaratan terpaksa tercekal, karena belum pernah memiliki jenjang pendidikan karier yang dipersyaratkan. Sementara untuk mengikuti jenjang pendidikan tersebut, waktu dan tempatnya ditentukan dari pusat atau dari proyek.

Baca juga : Beban Ganda (1)

Perempuan yang sedang menjalankan fungsi reproduksi tersebut seringkali kesulitan mengikuti jenjang pendidikan itu. Terkadang seorang perempuan merasakan lebih sulit memenuhi persyaratan jenjang pendidikan karier daripada persyaratan yang dituntut pada sebuah job.

Populasi perempuan begitu sulit memasuki instansi publik yang produktif karena mereka merasa terhalang oleh dictum perjanjian “bersedia ditempatkan di mana saja di wilayah kepulauan Indonesia”.

Setelah diterima bekerja, kesulitan lain lagi muncul. Mereka akan diperhadapkan dengan sistem perusahaaan atau kantor yang sulit ditembus. Baik sistem yang tertulis maupun sistem yang terselubung. Itulah sebabnya, perempuan yang bisa sampai ke eselon puncak, amat sangat terbatas.

Baca juga : Tantangan Konseptual (3)

Untuk mengatasi ketimpangan ini, maka memang amat wajar kalau dilakukan pendekatan affirmative actions, upaya-upaya khusus untuk memberikan kesempatan kepada perempuan untuk meniti kariernya, tetapi juga diiringi upaya sungguh-sungguh untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada perempuan untuk mengakses pekerjaan.

Dalam konteks masyarakat modern, apalagi saat pandemi sedang merebak saat ini, seniscayanya pembagian kerja berdasarkan atribut biologis tidak lagi menjadi dasar.

Sudah saatnya kita mengacu kepada meritokrasi atau kemampuan skill yang dimiliki setiap individu. Bahkan kalau perlu, ada affirmative actions kepada kaum yang selama ini termarginalkan karena berbagai faktor; entah itu faktor jenis kelamin, faktor like and dislike, atau faktor non profesional lainnya. (*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.