Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Antara Migor & Penundaan Pemilu

Minggu, 13 Maret 2022 07:53 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Yang jelas, 2-3 menteri dipanggil Pak Luhut ke kompleks menteri, Widya Chandra, sekitar 2 minggu yang lalu, antara lain untuk membahas masalah ini.

Sebetulnya, Bahlil Lahadalia, Menteri Invetasi/Kepala BKPM, paling awal menyanyikan lagu ini. Alasannya? Ya itu, aspirasi pengusaha. Padahal, pimpinan sebuah organisasi pengusaha yang tergolong besar berkata kepada saya: di organisasi kami tidak pernah ada aspirasi seperti itu.

Baca juga : Berkali-kali Revisi Aturan, Salah Siapa?

“Kalau kami, akan taat mengikuti UUD 45 bahwa pilpres/pemilu itu 5 tahun dan tidak ada celah perpanjangan, kecuali UUD 45 pasal 7 diamandemen”. Begitu kilahnya kepada saya.

Sekali lagi, demi aspirasi suara rakyat dan suara pengusaha, rakyat dan pengusaha yang mana?

Baca juga : Apa Kita Sungguh Tahu Arti Dialog?

Ketika ribuan, bahkan puluhan ribu rakyat, mayoritas ibu-ibu dan anak-anak antre di utara Medan dan Makassar pada 10 Maret di bawah sinar matahari terik berdesak-desakan dengan wajah kesal dan marah untuk mendapatkan minyak goreng (migor) dengan harga murah, Rp 14.000 per liter, itulah rakyat yang asli, bukan “rakyat bikinan”!

Ketika pengrajin tahu-tempe turun ke jalan di Bekasi mogok jualan karena harga yang meningkat tajam, itulah rakyat yang asli.

Baca juga : Margiono, Wartawan Yang Penuh Humor

Luhut cs mestinya bisa menangkap dengan jernih suara “masyarakat yang asli”, bahwa wacana pengunduran pemilu punya motif kepentingan pribadi.

Politisi yang ada di kubu “menunda pemilu” percaya bahwa para wakil rakyat di Senayan mudah diatur. Bukankah sekitar 80% suara di Senayan pendukung Jokowi? Jadi, lagu “Que Sera, Sera” atau titah Kaisar Julius Caesar –My words are my law– tinggal diperdengarkan saja di Senayan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.