Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Masjid Nabi Untuk Pertunjukan Seni

Senin, 23 Mei 2022 06:42 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Dalam menempuh perjalanan spiritual, ia membutuhkan media seni untuk membangkitkan soft power dan inner beauty-nya. Bunyi merdu seruling dan warna musik lainnya dibutuhkan untuk mengiringi tarian sufi (divine dancing) yang lebih populer dengan Whirling Dervishes. Tarian ini merupakan media puncak bagi Jalaluddin Rumi karena ia bisa mencapai puncak kepuasan spiritual (spiritual orgams).

Baca juga : Ketika Alam Dan Manusia Tidak Bersinergi (4)

Kombinasi seni musik, gerak, dan lagu ini merupakan proses spiritual cohetion antara Pencipnta dan kekasih yang diciptakannya dan antara hamba sang pencinta dan Yang Disembahnya. Di dalam Whirling Dervishes itulah Jalaluddin Rumi menemukan bait-bait sayirnya yang secara umum dituangkan di dalam Matsnawi, suatu karya seni yang amat monumental dan telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dunia.

Baca juga : Ketika Alam Dan Manusia Tidak Bersinergi (3)

Ada kesan di dalam masyarakat kita seolah seni dan seniman tidak punya tempat di dalam Islam, terutama di dalam masyarakat Islam sunny. Seolah-olah Islam dan seni bagaikan air dan minyak. Islam orientasinya keshalehan, kesucian, dan keluhuran budi pekerti. Sedangkan seni dan seniman konotasinya glamor, urakan, dan tidak taat azas budi pekerti. Asumsi dan konotasi seperti itu sepenuhnya tidak benar.

Baca juga : Ketika Alam Dan Manusia Tidak Bersinergi (2)

Idealnya seorang muslim sejati lebih familiar dengan seni karena cara paling efektif menuju Tuhan ialah dengan menempuh jalur rasa (cinta). Jalur ini lebih pendek dibandingkan dengan jalur ”takut”. Dalam Islam, Tuhan bukan Sosok Yang Maha Mengerikan untuk ditakuti, tetapi Sosok Yang Maha Penyayang untuk dicintai. Pola relasi cinta menggambarkan Tuhan immanent dan dekat. Sedangkan pola relasi takut menggambarkan Tuhan trancendent dan jauh. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.