Dark/Light Mode

Bersahabat Dengan Bala`

Jumat, 10 Juni 2022 06:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Dalam perjalanan jauh ke depan, yakni ujung hayat sam­pai akhirat, kita perlu menyiasati dua bentuk ujian ini. Jika balaun sayyiah mendera kita lawanlah dengan kesabaran (al-shabr) dan jika ujian kebaikan mendatangi kita hadapilah dengan kesyukuran (al-suhkr).

Al-Shabr dan al-syukr bagaikan dua kepak sayap ke­hidupan yang perlu diseimbangkan. Jangan hanya pandai bersabar terhadap musibah tetapi tidak pandai bersyukur terhadap kenikmatan hidup. Atau jangan hanya pandai bersyukur tetapi tidak tahan untuk bersabar.

Baca juga : Deindonesianisasi Pemahaman Agama

Setiap manusia akan diuji Tuhan dengan dua ujian, yaitu ujian keburukan (balaun sayyiah) dan ujian kebaikan. Ujian berupa keburukan biasanya sesuatu yang tidak dikehendaki oleh manusia, bahkan kebalikan dari kehendak manusia.

Contoh ujian keburukan itu ialah musibah berupa kecelakaan yang membawa korban, penyakit yang mendera, kebang­krutan usaha, kegagalan dalam pekerjaan, dan kematian anggota keluarga terdekat. Kesemuanya ini membuat hati kita menjadi terpukul dan bersedih.

Baca juga : Milenial: Hijrah Dari Religiousness Ke Religious -Mindedness

Orang-orang bijak selalu menasehati kita terhadap musibah. Jika seseorang ditimpa musibah tidak perlu terlalu bersedih karena, pertama musibah bukan hanya menimpa diri kita tetapi semua orang pernah merasakannya. Kedua, musibah seringkali menjadi akhir dari sebuah penderitaan.

Kalau kita bawa ke bahasa agama, setiap musibah pasti ada hikmahnya. Boleh jadi musibah itu “surat cinta” Tuhan terhadap kita, setelah sekian lama Tuhan merindukan kehad­iran kita di hadirat-Nya tetapi tidak pernah kita hiraukan. Akhirnya dengan cara lain, yaitu berupa musibah, Tuhan mengundang kita dan kita pun sampai kepadanya. Bukankan Sosok yang paling pertama kita panggil kalau dilanda musibah adalah Tuhan?

Baca juga : Milenial: ``Agama Adalah Nuklir`` (2)

Musibah juga tidak perlu diratapi terlalu lama, karena dalam bahasa agama, Nabi pernah bersabda: “Pertanda jika Allah berkehendak baik terhadap hamba-Naya, Dia menyegerakan siksaannya di dunia (supaya diakhirat nanti lunas), dan tanda jika Allah berkehendak buruk terhadap hamba-Nya, maka dia menunda siksaan-Nya di akhirat”. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.