Dark/Light Mode

Tantangan Global Umat Masa Depan (9)

Millenial: ``Agama Sahabat Tetapi Merepotkan``

Minggu, 5 Juni 2022 06:20 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kalangan millenial masih banyak merasakan agama sebagai sahabat tetapi merepotkan. Sahabat karena setiap ma­nusia mempunyai kodrat dan naluri untuk beragama. Paling merepotkan karena sepanjang waktu, kapan pun dan di mana pun, agama haru selalu hadir di dalam jiwa dan raga manu­sia. Agama juga selalu menuntut loyalitas manusia. Bahkan masih ada di antara mereka mempertanyakan, mengapa yang enak-enak diharamkan dan susah-susah diwajibkan?

Baca juga : Demaskulinisasi Wajah Agama

Kalangan millenial umumnya masih awam, belum sampai pada maqam pencarian keagamaan lebih tinggi. Mereka pada umumnya sudah bersahabat dengan agama pada satu sisi, tetapi pada sisi lain masih merasa terbebani oleh agama itu. Mereka sepertinya tidak bisa hidup tanpa agama tetapi mereka juga merasakan agama sebagai beban, setidaknya sering terlintas pertanyaan di dalam diri mereka, mengapa agama begitu banyak memasang daerah terlarang di sekitar diri mereka?

Baca juga : Agama Kehilangan Daya Jihad

Kehadiran agama justru untuk memanusiakan manusia. Manusia akan kehilangan martabat dan jati diri tanpa agama. Akan tetapi konsekwensi bagi anak manusia yang berpegang teguh kepada ajaran agamanya, mereka harus berada dalam suasana tergenggam oleh agama. Terkadang genggamannya dirasakan sangat kuat, bagaikan sebuah cekikan. Namun tidak jarang terjadi genggamannya dirasakan sangat lembut, bagaikan lembutnya belaian seorang ibu terhadap bayinya.

Baca juga : Maskulinisasi Wajah Agama

Benci tetapi rindu, membebani tetapi dicintai, berjarak tetapi dekat, menyulitkan tetapi dibutuhkan, merepotkan tetapi menyelamatkan, menyiksa tetapi dinikmati, rumit tetapi dibela, berat tetapi dipertahankan. Itulah agama bagi orang awam. Tentu kita semua berharap untuk menemukan agama di dalam diri kita tanpa sekat “tetapi”, sehingga yang terwujud adalah kristalisasi diri dan agama tanpa sekat. Agama bagi kita sudah menjadi sesuatu yang dirindukan, dicintai, dekat, dibutuhkan, dinikmati, dibela, dan dipertah­ankan. Pada akhirnya kita mendambakan agama bisa mem­berikan ketenangan jiwa, kelurusan jalan pikiran, kesucian batin, kedamaian abadi, dan pada akhirnya mengantarkan kita untuk mencapai puncak dari segala puncak kenikmatan: Berjumpa dan menyatu dengan Tuhan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.