Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bagaimana Merawat Kemabruran Haji? (13)

Memuliakan Tamu

Rabu, 10 Agustus 2022 06:19 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Setiap tamu adalah tamunya Allah SWT. Kita diwajibkan menghargai tamu, sungguh pun orang itu kafir, kata Nabi.

Para jemaah haji setelah menjadi tamu Allah di Tanah Suci, seharusnya juga menunjukkan keteladanannya dalam menerima tamu. Teladan dalam hal ini ialah Nabi Ibrahim. Ia tidak mau makan sendirian. Jika tidak ada tamu yang menemaninya, ia pergi ke pasar mencari orang yang mau diajak makan bersama.

Baca juga : Berbakti Kepada Orang Tua

Nabi Muhammad SAW menegaskan sekaligus mencontohkan dirinya sebagai orang yang sangat mencintai tamu, tanpa membedakan jenis kelamin, etnik, dan agama.

Bagi umat Islam, memuliakan tamu sudah merupakan suatu keharusan, sebagaimana ditegaskan Rasulullah: “Akrim al-dhaif walau kaana kaafiran“ (Muliakanlah tamu, walaupun ia seorang kafir).

Baca juga : Berlomba Melakukan Kebaikan

Dalam kitab-kitab Hadis ditemukan suatu bab khusus tentang kemuliaan tamu (Takrim al-Dhaif). Suatu ketika, Rasulullah kedatangan tamu non-muslim berjumlah 60 orang, 14 orang di antaranya dari kelompok Kristen Najran. Rombongan tamu itu dipimpin oleh Abdul Masih.

Rombongan ini diterima di masjid dengan penuh persahabatan. Bahkan menurut Muhammad ibn Ja’far ibn al-Zubair, sebagaimana dikutip Abdul Muqsith dalam kitab “Al-Shirat al-Nabawiyyah” karya Ibn Hisyam, Juz II, h. 426-428, ketika waktu kebaktian tiba, maka rombongan tamu Rasulullah ini melakukan kebaktian di dalam masjid dengan menghadap ke arah timur.

Baca juga : Senantiasa Bertutur Santun

Beliau tidak membeda-bedakan tamu berdasarkan kelas dan status sosial. Suatu ketika Rasulullah menerima seorang tamu laki-laki Arab pegunungan, kira-kira semi primitif. Tiba-tiba tamu ini beranjak ke sudut mesjid, lalu kencing berdiri di situ. Terang saja para sahabat marah dan bermaksud memukulnya. Akan tetapi Rasulullah menahan mereka dan memerintahkan agar bekas kencingnya ditimbun dengan pasir.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.