Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mengenal Isme-isme Kontroversial (15)

Agnostisisme

Sabtu, 22 Oktober 2022 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kehidupan pragmatisme yang menggejala di masyarakat modern cenderung menjadi lahan subur berkembangnya paham Agnostisisme. Agnostisisme adalah suatu paham yang berpandangan bahwa ke­beradaan Tuhan tidak dapat diketahui dan tidak dapat dibuktikan.

Paham ini tidak mau tahu apakah Tuhan ada atau tidak ada. Mungkin saja ia mengakui adanya Tuhan, tetapi tidak mau ambil pusing, karena merasa dampak keberadaan Tuhan tidak mempunyai efek secara langsung pada dirinya. Ia seperti masa bodoh terhadap keberadaan Tuhan. Ada orang mengatakan, agnostisisme adalah bentuk lain dari ateisme, bedanya hanya agnostisisme secara intelektual lebih jujur dan lebih santun.

Baca juga : Dinamisme

Kaum agnostisisme tidak percaya akan adanya Tuhan karena secara empiris tidak bisa dibuktikan keberadaan­nya. Sekiranya di kemudian hari ada bukti empiris yang membuktikan keberadaan Tuhan, maka kelompok ini bersedia mengubah pandangannya. Sementara kelompok ateisme sama sekali menolak kemungkinan akan adanya pembuktian empiris itu.

Jika ateisme menolak keberadaan Tuhan secara tegas, tetapi agnostisisme tidak serta merta menolak keberadaan Tuhan. Ateisme menolak keberadaan Tuhan dan dengan sendirinya tidak mengakui agama sebagai institusi yang fungsional bisa memberikan pengaruh langsung pada diri setiap orang.

Baca juga : Animisme

Sedangkan agnostisisme boleh jadi mengakui agama dalam batas fenomena sosial, bukan sebuah keniscayaan. Ateisme dan agnostisisme sama-sama bersikap skeptis terhadap agama. Kaum ateis bahkan pernah mengatakan agama adalah candu bagi masyarakat. Mereka menuding agama sebagai faktor pemecah belah masyarakat. Agama mengajak orang mempercayai sesuatu yang tidak masuk akal dan sulit diprediksi.

Kaum ateis dan agnostis tidak percaya pandangan eskatologis yang beranggapan ada kehidupan sesudah kematian. Kematian adalah akhir perjalanan anak manusia sebagaimana halnya makhluk hidup lainnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.