Dark/Light Mode

Siyasah Syar`iyyah

Rabu, 12 Oktober 2022 09:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Kosakata Siyasah Syar’iyyah mendadak menjadi kosa kata baru dalam dunia medsos, setelah keluarnya hasil ijtima ulama dan terpilihnya KH Ma’ruf Amin sebagai calon Wapres.

Ijtima’ kalangan ulama yang dilakukan oleh teman-teman dari alumni 212 menetapkan kandidat Cawapres dari kalangan ulama. Sementara terpilihnya KH Ma’ruf Amin lebih kapasitasnya sebagai ulama dan memang sangat rep­resentatif disebut ulama. Selain sebagai Ketua Umum MUI, juga Rais ‘Am PB NU, ditambah berbagai jabatan lain di ormas-ormas Islam.

Baca juga : Etika Suksesi Dalam Islam

Dalam dekade terakhir semakin banyak kosa kata politik Islam masuk menjadi kosa kata populer di Indonesia, seperti kata As-Siyasah al-Syar’iyyah, Dar al-Salam, Dar al-Amn, Dar al-Harb, Ahl al-Zimmah, dll. Kata siyasah berasal dari kata sasa-yasusu-siyasatan, berarti mengatur, memerintah atau melarang.

Siyasah adalah suatu aktifitas yang dilakukan seseorang, sekelompok masyarakat, atau negara guna memperbaiki keadaan yang buruk menjadi baik, dan yang baik menjadi lebih baik.

Baca juga : Sekularisme

Di kalangan ulama Fikih, siyasah biasa diartikan sebagai interaksi yang dilakukan oleh seorang pemimpin secara evolusioner untuk mencapai satu kemaslahatan, sungguh pun tidak diperkuat oleh ayat-ayat Al-Qur’an dan hadis.

Siyasah Syar’iyyah atau politik Islam sulit digambarkan dengan penjelasan kata-kata. Akan tetapi dapat diilustrasikan dengan konsep shalat jama’ah. Dalam shalat berjama’ah, ada tiga unsur yang sangat penting untuk diperhatikan, yaitu imam, ma’mum, dan imamah.

Baca juga : Liberalisme

Imam (pemimpin) yang berwibawa dan dengan syarat-syarat ketat yang harus dipenuhi. Ketentuan yang harus dimiliki seorang imam selain fasih bacaan dan ucapan juga dituntut memiliki akhlak mulia, seperti wara’, tawadhu, muru’ah, dan sebisa mungkin menghindari hal-hal yang buruk, seperti mengkonsumsi barang haram, tukang bohong, angkuh, dan egois. Ia harus sensitif mendengarkan suara-suara dan isyarat-isyarat yang disampaikan oleh ma’mum.

Selain imam, ada ma’mum (rakyat) yang santun tetapi tetap memiliki sikap kritis, memiliki hak untuk menegur imam manakala melakukan kekeliruan. Laki-laki men­gucapkan kata ‘subhanallah’ dan perempuan menepuk pahanya yang diperdengarkan kepada imam.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.