Dark/Light Mode

Mengenal Isme-isme Kontroversial

Salafi Jihadi

Sabtu, 12 November 2022 06:29 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Salah satu faham keagamaan yang cukup kontroversi di Indonesia ialah Salafi Jihadi (SJ). Kelompok ini sering diadreskan kepada kelompok yang memperjuangkan Islam dengan cara tegas dan terkadang lebih ofensif. Istilah ini mulai populer sekitar tahun 2000-an di Eropa.

Jaringan kelompok dakwah yang bertujuan untuk memurnikan ajaran Islam dari hal-hal yang tidak memiliki dasar tertulis dari Al-Qur’an dan Hadis. Mereka tidak segan-segan menudingamal-amal tertentu yang menjadi kebiasaan di dalam ma­syarakat sebagai amalan bid’ah, sebuah amalan ubudiah yang tidak pernah dicontohkan oleh Nabi.

Baca juga : Mengutamakan Pemimpin Adil

Mereka juga tidak segan-segan menyatakan sebuah amalan tertentu sebagai amalan syirik¸ sebuah amalan yang dianggap menyekutukan Tuhan. Bahkan kelompok ini tidak segan-segan melakukan pengkafiran (takfiri) yang jauh menyimpang dari aqidah yang mereka yakini benar.

Kelompok SJ di luar negeri seperti di beberapa negara di Afrika, Eropa, dan AS aktif sekali menggalang ang­gota. Kekuatan dana dari kelompok ini belum jelas asal-usulnya dari mana, tetapi kemandirian para anggotanya yang fanatik merelakan diri berkorban dengan menjual apapun yang bisa dijual demi membiayai dakwah dan perjuangan mereka.

Baca juga : Tanggung Jawab Pemimpin

Dana yang dibutuhkan untuk melaku­kan dakwah ke beberapa negara dan daerah sudah berang tentu bukan sedikit, namun kesederhanaan yang mereka tampilkan memungkinkan mereka melakukan dakwah dengan baik.

Selain itu kerja sama antara para anggota, sekalipun berbeda kewarganegaraan, sangat kuat. Mereka bisa memberi tumpangan dan konsumsi teman-temannya di dalam menjalankan misi dakwahnya. Agak mirip dengan kelompok Jamaah Tablig yang melakukan mo­bilitas sosial dengan modal keakraban secara emosional antara sesama jamaah.

Baca juga : Hukum Mengritik Pejabat

SJ tidak identik dengan kelompok radikal apalagi teroris. Mereka sendiri membenci kekerasan di dalam berdakwah. Mereka juga tidak sepenuhnya setuju dengan kegiatan Osama Bin Laden dan kelompok Al-Qaedah yang menolerir cara-cara kekerasan di dalam menjalankan misi dakwah.

Sepintas lalu, memang ada kecenderungan sama dengan kelompok radikal karena kegigihan dan sikap mereka yang fundamental di dalam memperjuangkan pemurnian ajaran Islam.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.