Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Belajar Dari Pengalaman Suksesi Abu Bakar

Sabtu, 26 November 2022 06:48 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Dalam masa pemerintahannya banyak dirongrong pem­berontakan, seperti pemberontakan Musailimah al-Kazzab yang mengklaim diri sebagai Nabi.

Ia juga menghadapi kolektor zakat swasta yang tidak berhak, apalagi mereka tidak meneruskannya ke Baitul Mal untuk disalurkan ke ashnaf yang berhak. Gelombang murtad juga menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintahan Abu Bakar karena setelah Nabi wafat banyak kabilah kembali ke ajaran dan tradisi lamanya.

Meskipun memerintah hanya dua tahun, tetapi Abu Bakar berhasil membuat pengamanan kelompok Muhajirin untuk menjadi suksesor sesudah kepergian Nabi. Kelihatannya Umar juga sudah dipersiapkan oleh Abu Bakar karena begitu banyak kepercayaan yang diberikan kepada Umar di dalam menangani persoalan krusial di dalam masyarakat.

Baca juga : Menghargai Minoritas Non-Muslim

Abu Bakar kemudian menunjuk tiga sahabat senior, yaitu Abdurrahman bin ’Auf dan Usman bin ’Affan dari kalangan Muhajirin ditambah dengan Asid bin Khudair dari kalangan Anshar.

Dalam pertemuan itu Abu Bakar mengusulkan Umar bin Khaththab sebagai penggantinya dan usulannya diterima oleh ketiga sahabat tersebut. Abu Bakar meminta Utsman untuk membuat surat washiyat untuk Umar yang kemudian diangkat sebagai khalifah pengganti dirinya.

Setelah Abu Bakar meninggal maka surat wasiat itu dibacakan dan akhirnya Umar bin Khaththab dikukuhkan sebagai Khalifah kedua melalui pembaiatan yang dilakukan di Mesjid Nabawi.

Baca juga : Mengapresiasi Perbedaan

Pembaiatan Umar kelihatannya mulus karena tidak mendapatkan reaksi dari berbagai kalangan. Ini disebabkan karena kepiawaian dan kearifan Abu Bakar melibatkan para pihak di dalam membicarakan persoalan suksesi.

Model suksesi yang dijalankan untuk menggantikan Nabi Muhammad Saw sebagai kepala pemerintahan lalu digantikan dengan Abu Bakar, dan seterusnya kepada Umar ibn Khaththab, tetap menggunakan perinsip-perinsip mus­yawarah, sungguhpun orang-orang ini memang dikenal sebagai orang-orang terkuat dan terhebat di masanya.

Tidak ada di antara mereka yang dipaksakan. Mereka juga tidak berambisi untuk mengemban jabatan khalifah itu. Mereka lebih mengedepankan ketawadhu’an dan akhlak karimah di atas ambisi pribadi dan golongannya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.