Dark/Light Mode
- Barito Putera Perpanjang Kontrak RD Hingga 2026
- Ini 22 Rute & Warna Bus Shalawat yang Layani Jemaah Haji ke Masjidil Haram
- Real Madrid Vs Real Betis, Laga Perpisahan Toni Kroos
- Gagal Di Malaysia Masters, Putri KW Langsung Tatap Indonesia Open
- Alasan Spanyol Akui Negara Palestina, Tolak Dicap Kawan Teroris Oleh Netanyahu
Rekonsolidasi Strategi Kebudayaan Nasional (31)
Mencermati Fenomena Desunninisasi Umat Islam Indonesia
Sebelumnya
Perkembangan terakhir juga muncul sejumlah organisasi yang juga sudah terdaftar di Kemdagri, azas dan alirannya tidak dijelaskan, hanya disampaikan sebagai ormas yang berbasis Islam. Di antaranya kelompok Majlis Tafsir Al Qur’an (MTA) yang berpusat di Solo dan Wahdah Islamiyah (WI) yang berpusat di Makassar, Jamaah Tablig dan Hizbut Tahrir yang berpusat di Jakarta. Ada juga sejumlah perkumpulan yang tidak membentuk organisasi resmi tetapi intensitas pertemuannya terkadang lebih intensif daripada ormas Islam yang sudah resmi.
Indonesia pasca reformasi memang seperti lahan subur untuk tumbuhnya ormas-ormas keagamaan, khususnya Islam. Pada zaman orde baru, syarat untuk menjadi ormas sedemikian ketatnya sehingga pertumbuhan ormas saat itu relatif sangat lamban. Akan tetapi, pasca reformasi (1998) pertumbuhan orarmas Islam sangat pesat.
Baca juga : Belajar Dari Pengalaman Suksesi Ali Ibn Abi Thalib
Hampir tidak satu pun pemohon yang ditolak saat mengajukan permohonan sebagai ormas Islam resmi. Tidak saja sampai di situ, mereka pun bebas sebebas-bebasnya melakukan aktifitas, termasuk menerbitkan media-media publik seperti mendirikan radio,TV berbayar, media sosial, menerbitkan mediamedia cetak seperti surat kabar, tabloid, dan majalah.
Mereka juga sedemikian bebas mendirikan lembaga-lembaga pendidikan, baik formal, infor mal, maupun nonformal, sampai ke Perguruan Tinggi.
Baca juga : Menyerasikan Bahasa Negara & Bahasa Agama
Di antara berbagai komunitas tersebut, baik yang berbasis ormas Islam resmi maupun yang tidak resmi, ada yang sadar atau tidak sadar mengembangkan ajaran dan pemahaman yang sesungguhnya tidak sejalan dengan garis NKRI yang menjadi wadah kenegaraan tunggal bangsa Indonesia.
Jika komunitas tersebut sebebas-bebasnya mengembangkan ajaran tanpa memperhatikan landasan moral dan etika bangsa, maka tidak mustahil akan mewariskan PR kebangsaan yang rumit di masa depan. Sebagai komunitas paling berjasa di dalam mendirikan republik ini, maka Islam Sunni tidak bisa dibiarkan terus menerus tergerus. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.