Dark/Light Mode

Menggagas Fikih Siyasah Indonesia (37)

Memperkenalkan Konsep Guluw

Sabtu, 1 Juli 2023 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Rasulullah bertanya, "Kenapa?" "Sahabat itu menjawab, "Malam-malam aku gunakan shalat sepanjang malam.

Rasulullah menjawab dengan agak kesal dengan mengatakan, "Saya ini Nabi tetapi tetap memberikan hak-hak badan saya untuk tidur".

Sahabat lain datang lagi menyampaikan kepada Rasulullah kalau dirinya sudah tidak pernah lagi berhubungan suami istri.

Rasulullah lantas menanyakan sebabnya. Sahabat itu menjawab, waktunya habis untuk beribadah dan membersihkan diri.

Baca juga : Mengedepankan Kalimatun Sawa

Rasulullah menanggapinya dengan agak marah. Dia berkata, "Saya ini nabi tetapi masih tetap memberikan hak-hak kepada istri-istri saya".

Dialog Rasulullah dengan sahabat-sahabatnya sebagaimana dijelaskan di atas menunjukkan bahwa beribadah sekalipun, jika berlebihan, juga tidak baik.

Segala sesuatu yang berlebihan (al-ghuluw) adalah tidak baik. Rasulullah pernah bersabda:

“Sebaik-baik urusan ialah yang dilakukan dengan biasa-bisa atau sedang-sedang saja, sekalipun itu sedikit”.

Baca juga : Mengeliminir Ketegangan Isu Mayoritas-Minoritas

Apalagi perbuatan yang mengatasnamakan Islam dengan cara-cara kekerasan, seperti pengeboman dan penyanderaan (tasyaddud), sama sekali tidak ada tempatnya di dalam agama.

Beragama secara berlebih-lebihan tidak sejalan dengan tujuan ibadah itu sendiri, yaitu untuk mewujudkan ketenangan, ketenteraman, kedamaian, dan kebahagiaan.

Itulah sebabnya para ulama menetapkan kaedah bahwa:

"Al-Ashlu fi al-‘ibadah al-haram illa ma dalla ‘ala jawazih (pada dasarnya semua ibadah itu haram kecuali yang ada dalil khusus yang membenarkannya)".

Baca juga : Mencetak Khairah Ummah

Ukuran baik atau buruknya seseorang tidak diukur oleh berlebih-lebihannya seseorang dalam menjalankan ibadah, melainkan secara wajar menjalankan keseimbangan di dalam hidupnya.

Rasulullah pernah mengatakan: "Khairun nas anfa’uhum lin nas (sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi sesamanya)".

Dalam Al-Qur’an surah al-Ma’un lebih tegas lagi menyatakan bahwa orang-orang yang beragama secara palsu atau kamuflase ialah mereka yang tidak care dengan anak-anak yatim dan fakir miskin.

Bahkan sekalipun ahli shalat tetap diancam neraka jika shalatnya suka lalai (tidak fokus), didominasi riya, dan tidak peduli terhadap obyek-obyek yang membutuhkan perhatian.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.