Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (19)

Relasi Tuhan dan Alam: Keberadaan Tuhan 1: Perspektif Islam 1

Rabu, 4 Oktober 2023 05:42 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Dalam perspektif Islam, konsep keberadaan Tuhan, yakni Allah SWT tidak kalah rumitnya dengan konsep keesaan Tuhan dalam perspektif agama-agama dan kepercayan lain. Dalam Islam, keberadaan dan keesaan Tuhan (tauhid) secara gamblang dilukiskan dalam beberapa ayat, antara lain: Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan selain Dia. (Q.S. Al-Baqarah/2:163). ”…maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu kepada-Nya. (Q.S. al-Hajj/22:34). Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. (Q.S. An-Nisa’/3:171). Katakanlah: “Sesungguhnya Dia adalah Tuhan Yang Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (dengan Allah)”. Q.S. Al-An’am/6:19). Pernyataan Allah Swt paling tegas ialah: Qul huwa Allahu Ahad” (Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa/Q.S. Al-Ikhlas/112:1). Ayat-ayat tersebut secara umum bisa difahami dengan mudah. Namun jika dianalisis lebih mendalam maka peroblemnya akan sama dengan agama-agama dan kepercayaan lain.

Baca juga : Asal-Usul Alam Semesta: Antara Tajalli Dan Panteisme

Di dalam Islam juga terdapat berbagai pandangan dari para teolog tentang wujud keesaan Tuhan. Ada di antara teolog memahami kemahaesaan Tuhan se­bagai The One (al-Ahad), yakni Tuhan Sang Pemilik Wujud Maha Tunggal berdiam di luar pluralitas makhluk, sementara makhluk berada di dalam sebuah dunia lain yang terpisah sama sekali dengan Sang Pencipta. Gambaran seperti ini oleh kalangan teolog lain dianggap bisa mengelirukan, karena itu berarti mereduksi keberadaan diri-Nya sebagai Tuhan Maha Serba Meliputi (al-Muhith) dan Maha Luas tanpa mengenal batas (al-Wasi’).

Baca juga : Asal Usul Alam Semesta: Antara Tajalli dan Tajafi

Konsep seperti ini dianggap tidak sejalan dengan sejumlah ayat, antara lain: “Dan Dia bersama kalian di mana saja kalian berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kalian kerjakan” (Q.S. Al-Hadid/57:4). “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kalian menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah maha Luas lagi Maha Mengetahui”. (Q.S. al-Baqarah/2:115). “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu adalah benar. (Q.S. Fushilat/41:53).

Baca juga : Asal Usul Alam Semesta: Tajalli Tuhan

Dalam hadis Nabi juga dijelaskan: Kana Allah wa la sayi’an ma’ahu (Keberadaan Allah tidak ada sesuatu pun yang bersama-Nya). Hal ini sesuai dengan pemaknaan kalangan sufi tentang kalimat syahadat: La ilaha illa Allah, yang dimaknai dengan: La maujud illa Allah (Tidak ada yang mewujud selain Allah).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.