Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (18)

Asal-Usul Alam Semesta: Antara Tajalli Dan Panteisme

Selasa, 3 Oktober 2023 05:45 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Konsep tajalli dan Panteisme mempunyai persamaan mendasar, yaitu sama-sama memandang alam semesta sebagai sesuatu yang suci, harus diperlakukab sebagai sesuatu yang sacral, dan yang paling penting kedua filosofi ini tidak menghendaki adanya jarak antara Tuhan, manusia, dan alam semesta.

Keduanya tidak menghendaki alam semesta ini dijadikan hanya sebagai obyek tetapi sekaligus menjadi subyek.

Baca juga : Asal Usul Alam Semesta: Antara Tajalli dan Tajafi

Perbedaan antara keduanya terletak pada ontology alam semesta itu sendiri. Bagi Panteisme alam semesta ini adalah emanasi Tuhan dan dengan demikian alam semesta ini sama sucinya denga Tuhan itu sendiri karena alam semesta tidak lain adalah Tuhan.

Berbeda dengan konsep tajalli yang menganggap alam semesta ini hanya tajalli atau bayangan Tuhan, bukan Sang Tuhan itu sendiri, meskipun diakui tidak mungkin ada alam semesta tanpa ada Sang Tuhan.

Baca juga : Asal Usul Alam Semesta: Tajalli Tuhan

Bagi Panteisme alam semesta adalah Tuhan secara langsung (Directly God), sedangkan konsep tajalli alam semesta dianggap bayangan atau bisa disebut seba­gai symbol (al-ayah/al-‘alam) keberadaan Tuhan, atau dalam istilah Al-Qur’an “Wajah Allah” (wajh Allah/The Face of God). Dengan demikian, alam semesta ini adalah “Tuhan” secara tidak langsung (Indirectly God).

Di dalam Al-Qur’an disebutkan: Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke mana pun kalian menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah/2:115). Kata “wajah” dalam ayat ini lebih merupakan symbol keberadaan Allah SWT.

Baca juga : Asal Usul Alam Semesta: Panteisme

Jika kita melihat pohon kelapa maka seharusnya kita merasakan keberadaan Tuhan di balik pohon kelapa itu. Bukan pohon kelapa itu sendiri sebagai Tuhan. Barangsiapa yang memandang pohon kelapa hanya sebagai pohon kelapa, belum bisa menyimak dan meresapi (tadabbur) keberadaan Allah SWT maka ia masih tergolong sebagai orang yang lalai atau tidak ngeh (al-gafil).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.