Dark/Light Mode
RM.id Rakyat Merdeka -
Oleh: Prof. Dr. Tjipta Lesmana
Pengamat Ketahanan Pangan
Di Indonesia, juga di negara-negara lain, seseorang yang pernah diangkat jadi Menteri dalam kabinet dan kemudian diberhentikan jarang ditunjuk kembali, apalagi untuk posisi yang sama.
Baca juga : Semua Benda Mempunyai Emosi: Pengantar
Amran Sulaiman, putera Sulawesi Selatan yang masih keturunan Raja Bone, satu dari orang yang “langka” itu, di luar kejutan publik, ditunjuk kembali oleh Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertanian. Ia duduk di Kabinet pertama Jokowi (2014-2019) sebagai Menteri Pertanian. Ini berita yang mengejutkan. Sebelumnya, AHY, Putera SBY, dipanggil oleh Jokowi ke Istana. Berita pun beredar luas bahwa AHY akan masuk kabinet dalam reshuffle kabinet dengan posisi Menteri Pertanian. Ternyata, dalam tempo hitungan jam, Presiden mengubah keputusannya; yang tidak kalah mengejutkan: yang ditunjuk sebagai Menteri Pertanian adalah Amran Sulaiman [lagi], bukan AHY.
Pengangkatan Menteri adalah kewenangan Presiden, kata AHY simpatik secara singkat kepada wartawan.
Baca juga : Masdalina Pane: Penyebaran Sudah Ada Di Komunitas
Amran Sulaiman lahir 27 April 1968, berpengalaman di bidang pertanian disamping menjalankan beragam bisnis di Sulawesi Selatan.
Ia mendadak dipanggil Presiden Jokowi 2 (dua) hari yang lalu untuk diberitahukan pengangkatannya lagi sebagai Menteri Pertanian. Kemarin, 25 Oktober, Amran pun dilantik di Istana.
Baca juga : Asal Usul Alam Semesta Menurut Stephen Hawking
Posisi Menteri Pertanian dalam kabinet Indonesia termasuk “rawan” dan jadi inceran banyak kalangan. Ingat pertanian, kita selalu ingat beras, khususnya impor beras. Sering terjadi tarik-menarik kebijakan impor beras antara Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan. Di satu sisi Presiden selalu minta Menteri Pertanian untuk bekerja keras agar bisa mencapai swasembada beras seperti pada era Presiden Soeharto, namun di sisi lain ada saja oknum-oknum pejabat tinggi yang “ngebet” selalu kepingin impor beras karena bisa dapat “cuan” besar dengan beragam alasan seperti ancaman kegagalan panen, cuaca makin jelek, lonjakan konsumsi dan lain sebagainya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.