Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (82)

Antropokosmisme vs Antroposentrisme

Rabu, 13 Desember 2023 05:44 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketika gagasan antropokosmisme memperkenalkan konsep kesatuan kosmis, segenap alam semesta memiliki kesetaraan antara satu sama lain, sekaligus menafikan adanya struktur dan stratifikasi antara sesama warga komos. Konsep antropokosmisme menafikan manusia sebagai subyek dominan dan kosmos lainnya lebih dominan sebagai obyek atau sasaran tindakan dari sang subyek.

Gagasan antropokosmisme tidak dimaksudkan untuk mendegradasi manusia sebagai khalifah, sebagaimana dimanahkan Tuhan terhadapnya, tetapi dimaksudkan untuk menciptakan keharmonisan dan kesetaraan warga alam semesta termasuk manusia di dalam suatu garis lineal.

Baca juga : Menggagas Antropokosmisme

Ekosistem manusia sebagai khalifah tetap mendapatkan privasinya untuk mengatur, menata, dan mendayagunakan alam semesta, tetapi dibatasi oleh manual dan regilasi yang secara khusus diperuntukkan kepada diri manusia, tidak kepada makhluk lainnya. Alam semesta selain manusia hanya tunduk kepada hukum alam (natural sciences/hukum takwini), sedangkan manusia harus tunduk kepada dua system hukum sekaligus, yaitu ukum alam dan hukum syari’ah (hukum tasyri’).

Jika manusia mengikuti dua system hukum pada dirinya dengan baik maka niscaya manusia akan sukses menjadi khalifah tanpa meninggalkan dirinya sebagai bagian dari alam semesta. Alam semesta pun tidak merasa ditinggal oleh manusia Ketika ia sedang menjalankan kapasitasnya sebagai khalifah.

Baca juga : Berkenalan Dengan Penghuni Alam Lain

Persoalannya ialah apakah manusia bersedia untuk meninggalkan kapasitas dirinya sebagai pemegang otoritas khalifah yang memiliki hak untuk mengelola alam semesta? Alam bawah sadar manusia sudah tertancap sebagai penguasa alam semesta. Terlebih setelah mendapatkan legitimasi dari dari konsep humanisme sekuler yang memberi pembenaran kepada manusia untuk penguasa alam semesta.

Manusia sepertinya tidak pernah merasa bersalah dan berdosa jika melakukan eksploitasi alam semesta melampaui daya dukungnya. Manusia berusaha untuk mengkompensasi tindakannya yang dianggap melampaui batas dengan membuat gagasan perbaikan atau penataan kembali alam semesta yang telah dirusak.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.