Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (96)

Belajar Dari Ekosistem Gajah

Kamis, 28 Desember 2023 05:44 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Gajah salah satu hewan paling besar tubuhnya. Gajah sering dijadikan symbol kejantanan dan sebagai obyek peribahasa seperti “Gajah mati meninggalkan gadingnya” atau dijadikan kata kiasan seperti “Badan hanya sebesar gajah”.

Selain badannya yang amat besar, gajah juga memiliki system pertahanan hidup yang diberikan oleh Allah SWT. Gajah memiliki system sensor dan penginderaan jarak jauh yang amat peka, sehingga ia bisa mempertahankan diri dari berbagai bahaya.

Baca juga : Belajar dari Ekosistem Unta (2)

Konon pada saat terjadi sinami di Aceh tidak ditemukan gajah yang mati karena beberapa jam sebelum sunami rombongan gajah berlarian ke bukit, Kalangan ahli berpendpat bahwa itu disebabkan Indera pendengaran gajah sudah mendeteksi adanya kekuatan gempa yang akan mendatangkan bahaya.

Gajah juga memiliki tenaga kauat yang mampu memikul, mendorong, atau menarik beban berat. Tidak heran jika gajag dijadikan nama surah di dalam Al-Qur’an (105):

Baca juga : Belajar dari Ekosistem Unta (1)

“Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah? Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka (untuk menghancurkan Kakbah) itu sia-sia? Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong, yang melempari mereka dengan batu (berasal) dari tanah yang terbakar, lalu Dia menjadikan mereka seperti daun-daun yang dimakan (ulat). (Q.S. al-Fil/105:1-5).

Gajah menjadi binatang pilihan Raja Abraha untuk menyerang atau mengambil alih ka’bah di Mekah. Abrahah juga memilih gajah untuk mengangkut bangunan ka’bah ke Yaman dengan harapan kota Yaman bisa menjadi ibu kota spiritual sekaligus sebagai kota wisata religi yang bakal ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai penjuru dunia. 

Baca juga : Kecerdasan Burung Hud-hud (2)

Namun kisah dan penampilan gajah dalam Al-Qur’an, meskipun jantan, besar, dan kokoh tetapi harus mati tersungkur dan menyedihkan, yang tersisa hanya tulang belulangnya, mengikuti nasib tuannya, Abrahah, karena terkena terkena lemparan batu-batu kecil burung-burung Ababil yang diutus Tuhan untuk menghancurkan pasukan Abrahah.

Banyak menduga, termasuk dalam Tafsir al-Manar, karya Muhammad Abduh, bahwa yang menyerang pasukan bergajah itu ialah semacam virus yang mematikan dalam waktu cepat. Dr. Opitz menduganya sebagai virus ebola, seperti yang pernah ditemukan di Afrika. Cara kerja virus itu membuat daging menjadi bonyok sehingga yang tersisa hanya tulang belulang.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.