Dark/Light Mode

Teologi Lingkungan Hidup (97)

Belajar dari Ekosistem Sapi

Jumat, 29 Desember 2023 05:55 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sapi adalah binatang yang memiliki beberapa kekhusu­san. Bukan hanya karena dagingnya banyak, menghasilk­an air susu yang amat diperlukan bagi kehidupan manusia, terutama untuk bayi yang ibunya tidak memiliki air susu.

Sapi juga mempunyai kelebihan untuk digunakan para petani membajak sawa atau menarik beban berat. Mung­kin karena itu maka sapi menjadi salah satu nama dalam Al-Qur’an (S. Al-Baqarah), sebuah surah paling Panjang di dalam Al-Qur’an, hamper tiga juz, dengan 286 ayat.

Baca juga : Belajar Dari Ekosistem Gajah

Nama surah ini diambil dari kisah seorang kon­glomerat dari Bani Israil meninggal misterius, tidak jelas siapa pembunuhnya. Masyarakat bingung siapa pembunuhnya. Saat itulah muncul tetua adat yang menginformasikan jika ingin mengetahui siapa pem­bunuh orang kaya ini maka diperlukan seekor sapi.

Bani Israil yang terkenal sejak dulu dikenal tukang kritis dan kadang keras kepala bertanya sapi jenis apa yang dibutuhkan, apakah sapi jantan atau betina? Lalu dijawab apakah engkau akan mempermalukan kami (Bani Israil) dengan menyuruh kami menyembelih sapi betina?

Baca juga : Belajar dari Ekosistem Unta (2)

Dijawab oleh Nabi Musa: Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil (Q.S.al-Baqarah/67-74).

Pertanyaan diteruskan oleh mereka, apa jenis kelamin sapi itu, jantan atau betina? Dijawab “sapi betina”. Tuhan minta mereka agar melaksanakan perintah itu, tetapi ma­sih “ngeyel” dan masih terus bertanya. Sapi betina muda atau tua? Dijawab tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu). Mereka terus bertanya, apa warna sapi betina itu: Dijawab “sapi betina yang kuning”.

Baca juga : Belajar dari Ekosistem Unta (1)

Mereka yang bertanya lagi kuning bagaimana, kuning tua atau kuning muda? Di jawab: kuning tua). Mereka terus bertanya tanpa henti, yang pertanyaan-pertanyaan itu sesungguh­nya semakin memojokkan diri mereka sendiri. Pertanyaan selanjutnya, kuning tua yang bagaimana? Dijawab: Kuning yang menyenangkan semua orang memandangnya (ta­sur al-nadhirin). Kata al-nadhirin adalah bentuk jamak, jadi kuning di sini bukan hanya yang menyenangkan segolongan orang, tetapi kepada semua orang. Ini yang berat, karena boleh jadi satu pilihan hanya menyenangkan segolongan orang tetapi tidak yang lainnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.