Dark/Light Mode

Living Qur`an (9)

Penghayatan Baru Terhadap Lailatul Qadr (1)

Rabu, 20 Maret 2024 05:51 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Apa sesungguhnya yang dimaksud Lailatul Qadr? Bagaimana Al-Qur’an memperkenalkan konsep Lailatul Qadr? Selama ini banyak dimistikkan makna Lailatul Qadr sehingga tidak muncul nilai pencerahannya di dalam Masyarakat.

Dalam ayat disebutkan: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (Q.S. Al-Qadr/97:1-5).

Baca juga : Menggetarkan Hati Dengan Al-Qur`an

Menarik untuk dikaji ulang redaksi yang digunakan surah Al-Qadr ini. Pertama yang perlu diperhatikan mengapa menggunakan kata ganti (dhamir) hu yang kemudian para ulama tafsir memaknainya dengan Al-Qur’an dan ada juga dengan Jibril.

Mengapa ayat di atas menekankan malam al-qadr (lailah al-qadha)? Mengapa bukan siang (nahar al-qadr)? Bukankan justru di siang hari kita menunaikan puasa, salahsatu Rukun Islam? Apa sesungguhnya makna lailah menurut bahasa, jumhur ulama, dan kalangan sufi?

Baca juga : Membaca Ulang Al-Qur`an

Secara literal, Lailatul Qadr berasal dari dua kata, yaitu la ilah dan qadr. Lailah dalam bahasa Arab mempunyai beberapa makna. Ada makna literal berarti malam, lawan dari siang (nahar); ada makna alegoris seperti gelap atau kegelapan, kesunyian, kesepian, keheningan, kesyahduan, kerinduan, dan kedamaian; ada makna anagogis (spiritual) seperti kekhusyukan (khusyu’), kepasrahan (tawakkal), kedekatan (taqarrub) kepada Ilahi, dan kedalaman cinta (mahabbah). Dalam syair-syair klasik Arab, ungkapan la ilah lebih banyak ditonjolkan makna alegoris (majaz) ketimbang makna literalnya, seperti ungkapan syair seorang pengantin baru: Ya laila thul, ya shubh qif! (wahai malam bertambah panjanglah dan wahai subuh berhentilah!).

Kata la ilah di dalam bait itu berarti kesyahduan, keindahan, kenikmatan, dan kehangatan sebagaimana dirasakan oleh para pengantin baru.

Baca juga : Jika Hukum Takwini Dan Hukum Tadwini Bertentangan

Pengantin baru ingin mengabadikan malam hari untuk memperlama kemesraan antara keduanya. Siang hari dirasakan sebagai pengganggu karena keduanya sudah harus ke tempat lain menjalankan aktifitas rutinnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.