Dark/Light Mode

Living Qur`an (1)

Makna Holistik Al-Qur`an

Selasa, 12 Maret 2024 05:30 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Al-Qur’an berasal dari kata qara’a berarti menghimpun atau membaca. Disebut Al-Qur’an karena menghimpun sejumlah huruf menjadi kosa kata, lalu kosa kata dihimpun menjadi ayat, kemudian kumpulan sejumlah ayat menjadi surah dan kumpulan 114 surah menjadi Al-Qur’an. Dari segi bahasa, pohon juga bisa disebut qur’an karena menghimpun akar, batang, ranting, daun, bunga dan buah. Masjid juga bisa difahami sebagai qur’an, bangu­nannya menghimpun batu kali, batu merah, semen, besi, lalu terbentuk tiang, dinding, atap, dan aksesoris. Galaxi bimasakti juga bisa disebut qur’an karena menghimpun sejumlah planet di dalamnya yang terdiri atas matahari, bulan, bintang, dan famili planet lainnya. Dengan demikian, keseluruhan alam semesta ini bisa juga disebut Al-Qur’an.

Baca juga : Iktibar Dari Luqmanul Hakim

Dengan demikian, tidak salah jika dikatakan ada dua macam Al-Qur’an, yaitu Al-Qur’an yang terbentang luas dalam bentuk alam semesta disebut Qur’an Takwini; dan Al-Qur’an yang terdiri atas lembaran-lembaran suci yang diturunkan Tuhan melalui Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, kemu­dian disebut Qur’an Tadwini.

Baca juga : Mencapai Ketenangan Batin

Ketika Jibril pertama kali men­jumpai Nabi di Gua Hira sekaligus membawakan wahyu pertama, isinya ialah Iqra’ (bacalah!). Tidak kurang tiga kali Jibril mengulagi kata itu dan Nabi selalu menjawab ma ana biqari’ (saya tidak bisa membaca). Boleh jadi yang diminta dibaca Nabi Muhammad SAW saat itu ialah Al-Qur’an Takwini, karena Al-Qur’an Tadwini belum turun. Jika benar demikian, berarti duluan kita harus membaca sekaligus memahami Al-Qur’an yang terbentang dalam bentuk alam semesta (Qur’an Takwini) dari pada kitab suci Al-Qur’an yang tertu­lis (Qur’an Tadwini).

Baca juga : Bersahabat Dengan Penderitaan

Kedua macam Al-Qur’an itu tentu mempunyai masing-masing nilai yang berbeda meskipun tidak mesti berten­tangan, karena keduanya bersumber dari Yang Maha Satu, Allah SWT. Nilai-nilai ayat Qur’an takwini melahirkan hukum-hukum alam (hukum takwini) dan nilai-nilai Qur’an Tadwini mela­hirkan hukum-hukum agama (hukum tasyri’i). Kedua konsep hukum tersebut tidak mesti dipertentaangkan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.