Dark/Light Mode

Bersahabat Dengan Penderitaan

Kamis, 25 April 2024 05:44 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Penderitaan adalah salah satu ujian kenaikan kelas. Tanpa ujian biasanya tidak ada kenaikan kelas. Hanya saja masih jarang orang me­nyadari bahwa musibah dan penderi­taan adalah ujian kenaikan kelas.

Jika kita merenung dan berkontemplasi sejenak, maka memang benar bahwa di balik setiap musibah dan penderi­taan selalu ada rahasia Tuhan yang sulit ditebak.

Suatu saat Nabi Yusuf berdoa: “Rab al-sijn ahbbu ilaiyya” (Ya Allah penjara aku lebih sukai) (Q.S. Yusuf/12:33). Ini diungkapkan ketika ia dipaksa oleh raja melaku­kan sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya. Ia memilih hidup menderita di ruang gelap dan sempitnya penjara ketimbang gemerlapnya istana yang ditawar­kan kepadanya. Ternyata bukan hanya Nabi Yusuf, sejarah panjang perjuangan bangsa Indonesia me­miliki daftar panjang nama-nama yang rela menderita demi untuk meraih keerdekaan untuk anak-cucunya.

Baca juga : Menjauhi Egoisme Spiritual

Mungkin kita pun pernah mengalami dalam kadar tertentu. Ini membuktikan bahwa ternyata penderitaan tidak selamanya menyakitkan tetapi kadang dirasa lebih asyik, karena boleh jadi merasa sedang bersama dengan Tuhan. Banyak orang yang bukan Nabi juga lebih memilih penderitaan secara fisik demi ketenagan batin­nya, ketimbang bahagia secara fisik tetapi menderita secara batin.

Musibah, bala, kekecewaan, dan ketidak nyamanan bisa diubah menjadi sebuah kenyamanan, jika suasana batinn aktif di dalam hati seseorang.

Musibah dan penderita­an yang seharusnya menjadi sesuatu yang merepotkan, mengecewakan, menyakitkan, dan memalukan tetapi ada orang yang berhasil menjadikannya sebagai suatu kenikmatan.

Baca juga : Asal-Usul Halal bi Halal

Penyakit yang mendera Nabi Ayyub sekujur badannya dikerumuni belatung membuatnya ia dibuang di sebuah gua di pegunungan di luar perkampungan, ia tiba-tiba mengatakan kepada para belatun di sekujur tubuhnya, kalian dulu makhluk yang paling aku benci, di mana-mana saya mencari tatbib un­tuk memusnahkanmu tetapi kalian tetap betah di tubuhku. Sekarang kalian bersenang-senanglah, karena ternyata kalian adalah sahabat setiaku. Satu-satunya yang bisa menemaniku di kegelapan gua ini hanya kalian. Ayub tidak lagi merasa sakit dari gigiran belatung-belatung itu.

Penderitaan, rasa sakit, kecewa, malu, menderita, dan tertekan hany­alah masalah psikologis. Musibah bisa diajak berkompromi. Musibah bisa dijadikan batu loncatan untuk naik lebih tinggi dari tempat semula. Banyak contoh dalam kehidupan kita musibah dijadikan sebagai hik­mah untuk lebih maju, kreatif, dan berhasil.

Jangan memusuhi musibah karena pasti terasa lebih sakit. Jangan memusuhi penyakit karena pasti penyakit itu lebih terasa mendera. Nikmati penderitaan itu, niscara kadar rasa sakitnya akan berkuran secara signifikan. Demikian pendapat para ahli anastesia.

Baca juga : Makna Halal bi Halal

Penderitaan atau musibah sesunggunya adalah “surat cinta Tuhan”. Tuhan merindukan hamba-Nya tetapi undangannya berupa kenikmatan dan kemewahan tidak digubris, maka Tuhan mengubah surat undangan­nya dalam bentuk musibah. Musibah adalah ujian keburukan (balaun sayyiah) tetapi mengangkat martabat kemanusiaan. Sama juga ujian kebai­kan (balaun hasanah) tetapi lebih sulit untuk dilulusi hamba-Nya, sehingga lebih banyak orang gugur dari ujian kemewahan daripada ujian musibah.

Jika orang ditimpa musibah maka yang paling pertama dipanggil bi­asanya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Akan tetapi jika orang diuji dengan kemewahan atau pangkat, dan jabatan, yang paling sering dihubungi, di SMS adalah makhluk Tuhan, berupa orang yang disayanginya. Tidak jarang di antara mereka adalah bukan muhrimnya dan sering terjadi dosa dan maksiyat karenanya. Dengan demikian, musibah dan penderitaan tidak selamanya negatif. Ingat pesan nabi: “Jika Tuhan menyayangi hambanya maka siksaa­nnya didatangkan lebih awal di dunia supaya di akhirat nanti lunas. Jika Tuhan tidak menyukai hambanya Dia menunda siksaan-Nya di akhirat yang amat pedih”. Hadis lain dikatakan: “Orang yang menjalani sakit demam sehari maka akan dihapuskan dosanya setahun”. Subhanallah.

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 5, edisi Kamis, 25 April 2024 dengan judul "Bersahabat Dengan Penderitaan"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.