Dark/Light Mode

Living Qur`an (24)

Berkepribadian Qana`ah

Jumat, 5 April 2024 05:46 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Qana’ah ialah sebuah kepribadian yang ideal dilukiskan dalam Al-Qur’an. Qana’ah ialah sebuah kepribadian yang merasa cukup apa yang sudah dimilikinya. Qana’ah bisa menjanjikan ketenagan dan kebahagiaan.

Ada seorang yang kehausan lantas diberi air dengan setengah gelas. Orang itu merasa terhina karena air itu tidak sanggup membasahi tenggerokannya. Air setengah gelas itu habis diminum tetapi betul-betul tidak menyembuhkan dahaganya sedikitpun. Seorang lagi datang dengan kehausan yang sama dan menyaksikan air setengah gelas. Ia bersyukur, Al-hamdulillah walau hanya setengah gelas tetapi lumayan bisa membasahi kerongkongan.

Baca juga : Berkepribadian Tawadhu`

Alhasil orang ini merasa dahaganya terobati walau hanya setengah gelas karena berangkat dari persepsi positif, sedangkan orang yang pertama samasekali tidak terobati dahaganya karena berangkat dari persepsi negatif. Orang yang pertama contoh orang yang tidak Qana’ah dan orang yang kedua contoh orang Qana’ah.

Secara literal, Qana’ah berarti rela menerima jatah pembagian. Qana`ah adalah merasa tenang dalam menghadapi hilangnya sesuatu yang biasa ada, merasa cukup dengan yang sedikit, dan bersyukur dengan apa adanya. Ada juga yang mengatakan, yaitu merasa kaya dengan yang ada dan meninggalkan apa yang bisa menyebabkan kehilangan.

Baca juga : Berkepribadian Istiqamah

Nabi SAW. bersabda: “Qana’ah merupakan perbendaharaan yang tak pernah akan habis.” Dalam hadis lainnya, beliau bersabda: “Ridhailah apa yang diberikan Allah kepadamu, niscaya kamu akan menjadi manusia yang paling kaya.” Dalam Kitab Zabur, disebutkan, bahwa orang yang Qana’ah adalah orang yang kaya walaupun ia dalam keadaan kelaparan.

Sebagian ahli hikmah berkata: “Barangsiapa yang tebal Qana’ahnya, maka setiap bulu yang ada di tubuhnya akan merasakan kebahagiaan.

Baca juga : Allah: Huwa la Huwa

Ada qaul yang mangatakan bahwa Allah SWT meletakkan kemuliaan di dalam lima hal, yaitu: Kemuliaan dalam ketaatan, kehinaan dalam kemaksiatan, kekhusyu’an dalam salat malam, kebijaksanaan dalam perut yang kosong, dan kekayaan dalam Qana’ah. Orang yang Qana’ah merasa tenang dari kesibukan dan berjaya atas segala sesuatu. Dikatakan juga, barangsiapa yang mengarahkan pandangannya kepada apa yang ada pada orang lain, ia akan memperpanjang kesedihannya.

Kalangan arifin berkata, kalian harus memotong segala sesuatu yang mengantarkan kepada kerakusan dengan pedang Qana’ah. Nabi Musa AS. ketika cenderung merasa rakus melalui ucapannya kepada Khidhr: “Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu”. (QS. Al-Kahf/18:77). Maka ia dihukum melalui ucapan Khidhr: “Khidhr berkata: “Inilah perpisahan antara aku dengan kamu.” (QS. Al-Kahf/18: 78).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.