Dark/Light Mode

Teosofi Haji Dan Umrah (17)

Asal-usul Hajar Aswad

Selasa, 4 Juni 2024 06:00 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Hajar Aswad (batu hitam) ialah batu hitam kemerah-merahan yang menempel di sudut selatan, sebelah kiri pintu Ka’bah. Ketinggiannya 1,10 m dari permukaan tanah Ka’bah. Hajar Aswad dahulu berupa satu batu yang berdiameter kurang lebih 30 cm.

Namun, karena faktor usia, beberapa kali mengalami pemugaran Ka’bah, banjir di zaman Nuh yang menghancurkan bangunan awal Ka’bah, dit­ambah lagi pencongkelan paksa batu ini oleh kelompok-kelompok sem­palan dengan berbagai kepentingan, membuat batu itu pecah berkeping-keping.

Baca juga : Ada Apa Di Dalam Kabah?

Sekarang kepingan-kepingan batu itu terpasang rapi di dalam sebuah bingkai cekung, yang seu­kuran dengan kepala manusia. Ada yang mengatakan masih ada delapan keping seukuran biji korma ditanam di dalam bingkai Hajar Aswad.

Asal-usul Hajar Aswad disebutkan dalam hadis riwayat Tirmizi, Rasulullah SAW pernah bersabda “Hajar Aswad turun dari surga dalam keadaan lebih putih daripada susu. Lalu, dosa-dosa Bani Adam lah yang membuatnya hi­tam.” Pendapat lain pernah dilontarkan oleh Prior-Hey, seorang geolog, pada tahun 1953 memublikasikan Catalog of Meteorites yang telah bertahun disusunnya, mengatakan bahwa Hajar Aswad adalah batu meteor. Anggapan Prior-Hey bersumber dari pendapat Kahn, seorang geolog lainnya, pada tahun 1936 berpendapat Hajar Aswad adalah meteorit aerolit, yakni meteorit yang tersusun oleh senyawa-senyawa penyusun batuan dan tidak didominasi oleh Besi dan Nikel yang berlimpah sebagaimana halnya meteorit besi (siderit).

Baca juga : Di Bawah Lindungan Ka’bah

Dalam era Nabi Ibrahim AS, ia bersama putranya, Nabi Ismail, berusaha memugar Ka’bah kembali dengan me­ninggikan bangunannya dan mengang­kut batu dari berbagai gunung. Setelah bangunan Ka’bah hampir selesai, Nabi Ibrahim masih merasa kekurangan sebentuk batu untuk diletakkan di Ka’bah sesuai dengan bentuk aslinya. Nabi Ibrahim meminta pada anaknya, Nabi Ismail, “Pergilah engkau mencari batu yang akan aku letakkan sebagai penanda bagi manusia.” Nabi Ismail menemukan batu itu lalu Nabi Ibrahim AS bertanya, “Dari mana kamu dapat batu ini?” Nabi Ismail menjawab: “Batu ini aku terima dari yang tidak mem­beratkan cucuku dan cucumu (Jibril).”
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.