Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Catatan Debat Capres-Cawapres Pertama (1)

Keragaman Hukum

Sabtu, 19 Januari 2019 07:38 WIB
SHAMSI ALI
SHAMSI ALI
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Sebagai anak bangsa yang hidup di luar negeri lebih separuh umur, tentu harus mengekspresikan kebanggan. Melihat negara dan bangsa saya semakin dewasa dalam ekspresi demokrasi dan politiknya.

Tentu lebih khusus lagi dalam konteks tuduhan, bahwa Islam dan demokrasi adalah dua hal yang paradoks atau kontra. Indonesia sebagai negara Muslim terbesar dunia membuktikan, Islam dan demokrasi (tentu pada pemahaman proporsional) saling bergandengan (compatible).

Baca juga : Nobar Debat Capres KPU Sepi Penonton

Debat kandidat adalah salah satu cara untuk memasarkan ide, visi dan program ke publik sebagai bagian dari political marketing atau marketing politik bagi kedua kubu. Sebaliknya, dengan debat publik masyarakat dapat menilai siapa yang paling layak, tentu berdasarkan ide, kepintaran, dan tentunya juga kepiawaian dalam menyampaikan ide-ide tersebut.

Saya tidak bermaksud menyimpulkan siapa yang menang atau kalah di debat pertama ini. Tapi saya ingin menyampaikan beberapa catatan pribadi sebagai putra bangsa. Atas pemaparan para kandidat atas tema debat kali ini.

Baca juga : Maruf Vs Sandi Bikin Penasaran

Pertama, isu penegakan hukum. Dalam sebuah negara hukum adalah komando dalam mengambil kebijakan apapun. Walaupun harus disadari bahwa hukum bukan tidak memerlukan pertimbangan hati nurani. Sehingga dalam Islam keadilan dibarengi oleh “ihsan” (kebajikan).

Permasalahan hukum sesunggguhnya ada pada dua hal. Yakni institusi hukum itu sendiri dan, aparat penegak hukum. Dalam debat kemarin, kedua hal itu banyak disinggung. Perihal institusi hukum atau perangkat hukum yang dianggap banyak tumpang tindih. Sesungguhnya tumpang tindih, atau saya menyebutkan “keragaman” hukum ini tidak menjadi masalah jika tujuan hukum itu terwujud.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.