Dark/Light Mode

Debat Capres-Cawapres

Maruf Vs Sandi Bikin Penasaran

Senin, 14 Januari 2019 09:30 WIB
Sandiaga Uno (kiri) dan KH Maruf Amin, dalam acara pengambilan nomor urut Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), 21 September 2018. (Foto: IG Sandiaga Uno)
Sandiaga Uno (kiri) dan KH Maruf Amin, dalam acara pengambilan nomor urut Pasangan Calon Presiden-Wakil Presiden di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU), 21 September 2018. (Foto: IG Sandiaga Uno)

RM.id  Rakyat Merdeka - Melihat debat Prabowo vs Jokowi mungkin rakyat sudah bosan, karena kedua capres itu pernah tarung di Pilpres 2014. Yang penasaran, bisa jadi melihat bagaimana nanti KH Ma’ruf Amin adu argumen dengan Sandiaga Uno. Yang satu ahli agama, satunya lagi ahli ekonomi. Seru nggak ya?

Debat Capres dan Cawapres sudah di depan mata. Tinggal tiga hari lagi. Dua kubu sudah mempersiapkan segalanya di pertarungan pertama ini. Penguasaan materi, gaya bicara, program kerja, gestur tubuh dan segalanya. Semua dipersiapkan agar bisa meningkatkan elektabilitas, menggaet swing voters dan terpenting, tak dipermalukan di atas panggung. Untuk mempersiapkan itu, kedua kubu konsultasi kepada tokoh yang dianggap ahli. Kubu Jokowi-Ma'ruf konsultasi kepada Jusuf Kalla. Sementara kubu Prabowo-Sandi minta arahan dan wejangan dari SBY. 

Bagaimana jalannya pertandingan? Sejumlah pengamat politik memprediksi pertarungan debat kali ini akan sangat berbeda dibanding 2014. Meski sebenarnya pertandingan utamanya masih sama: Jokowi vs Prabowo. 

Perbedaan pertama, saat ini Jokowi sebagai petahana. Tentu saja, mantan Walikota Solo ini akan sangat berhati-hati dalam memaparkan program, janji, dan gagasannya. Kedua, pendamping dua capres itu berbeda. Jokowi didampingi Ma'ruf Amin yang dikenal sebagai ulama kawakan. Sementara Prabowo didampingi Sandiaga Uno, yang dikenal sebagai pengusaha muda yang sukses.

Baca juga : Debat Capres Makin Garing

Kedua cawapres ini belum pernah tampil dalam debat pilpres. Bahkan bagi Ma'ruf, ini debat perdana di dunia politik praktis. Tentu saja bikin orang penasaran. Karena, belum bisa ditakar bagaimana penampilan dan kemampuannya, dalam menjawab pertanyaan atau memaparkan visi misi. Sementara Sandi sedikit diuntungkan. Karena punya pengalaman di debat Pilkada DKI 2017. 

Pengamat Politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, alasan terakhir di atas yang akan menjadikan debat perdana nanti akan menarik dan ditunggu-tunggu masyarakat. Publik ingin mengetahui bagaimana Ma'ruf dan Sandi berdebat. Karena, publik sudah punya gambaran bagaimana pertarungan Jokowi dengan Prabowo. 

Hendri mengatakan, Sandi memang punya pengalaman berdebat di Pilgub DKI. "Tetapi itu dengan lawan debat yang berbeda. Kemampuan Ma'ruf dalam berdebat, bahkan belum pernah dilihat orang," katanya kepada Rakyat Merdeka, Minggu (13/1).

Publik akan sangat menantikan gagasan Ma'ruf mengenai hukum, HAM, korupsi dan terorisme. Diketahui, dalam debat nanti, KPU memang menyediakan satu sesi debat untuk para cawapres. 
Sadar para cawapres akan jadi sorotan, Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf memperhatikan betul bagaimana penampilan Ma'ruf di atas panggung.

Baca juga : Prabowo Diminta SBY Jaga Kondisi Kesehatan

Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir mengaku akan memberikan pelatihan debat kepada Ma'ruf. Sebab, Ma'ruf belum memiliki pengalaman dalam debat. Kalau ceramah, Ma'ruf bisa berjam-jam. Tapi untuk debat di atas panggung, lain ceritanya. Apalagi, ada batas waktu untuk menyampaikan jawaban. Erick mengatakan, pelatihan diberikan supaya ada persamaan persepsi politik antara Jokowi dan Ma'ruf. Simulasi debat rencananya akan digelar besok, Selasa (15/1).

Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menyampaikan senada. Kata dia, Ma'ruf terbiasa berdebat soal keagamaan, tanpa batasan waktu. Sedangkan debat Pilpres terbatas. Karena itu, TKN akan melatih Ma'ruf supaya bisa menyampaikan poin gagasan maupun pemikiran, dengan singkat dan jelas. Soal lainnya, Karding menyebut Ma'ruf tak perlu dipoles lagi. Sebagai mantan Rais Aam PBNU, Ma'ruf dianggap punya kapasitas yang mumpuni. "Ini soal timing dan pilihan kata yang tepat ke publik," kata Karding.

Sementara, Sandiaga Uno mengaku sudah siap menghadapi debat. Ada dua hal yang membuat dia percaya diri. Pertama, sudah mendapat kisi-kisi pertanyaan yang dikirim KPU. Kedua sudah dapat masukan dari SBY. "Beliau (SBY) sudah memberi pesan agar pidato kita menyampaikan apa yang dirasakan masyarakat. Tentang keluhan yang dirasakan masyarakat. Tentang ketidakadilan," kata Sandi, usai berdiskusi dengan pengusaha di Warung Makan Soto Gading 4, Minggu (13/1).

Menurut Sandi, arahan dari SBY tidak hanya terkait substansi debat dan penyampaian visi misi, tetapi juga gaya komunikasi politik dan pembawaan diri saat berorasi di depan publik. Masukannya tak hanya materi di debat pertama, tapi sampai tema debat terakhir.

Baca juga : Warisan Anang & Taufiq Jadi Bancakan Pendatang Baru

Pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Adi Prayitno menilai debat capres dan cawapres akan mempengaruhi swing voters atau pemilih yang belum menentukan pilihan. Karena itu, visi misi, program kerja dan tawaran kerja menjadi penting dinarasikan dengan baik. Swing voters adalah pemilih rasional yang melihat personifikasi kandidat dengan program terukur, bukan normatif. Melihat komitmen politik kandidat dengan serius, bukan retorika. "Debat tidak bisa disepelekan. Apalagi, suara pemilih swing voter masih signifikan," kata Adi, Minggu (13/1).

Pengamat Politik UIN Jakarta lainnya, Gun Gun Heryanto menilai kubu Jokowi-Ma'ruf perlu mewaspadai gaya komunikasi Sandi. Menurut dia, Sandi adalah sosok yang bisa menyentuh emosi publik dengan tindakannya. Dia mencontohkan saat Sandi mencium tangan Ma'ruf seusai pengambilan nomor urut capres cawapres di Gedung KPU. Sandi akan kembali bermain di ranah menyentuh emosi publik tersebut. "Kekuatan Sandi sebagai pendatang baru yang mendapat perhatian publik, terutama di segmen emak-emak dan milenial," kata Gun Gun.

Soal gaya komunikasi Jokowi dan Prabowo, Gun Gun menilai tak akan banyak perubahan. Jokowi adalah orang yang andal dalam komunikasi interpersonal dengan publik, tetapi biasanya kurang mahir bicara di panggung. Hal ini pun diprediksi Gun Gun bisa menjadi poin kelemahan Jokowi. Sebab, bagaimana pun debat pilpres adalah panggung yang memerlukan retorika. Adapun Prabowo dinilai lebih mampu beretorika, dengan gayanya yang dinamis. Namun, Prabowo juga berpotensi menyerang lawan bicara. Yang biasanya kurang disukai masyarakat. 

Sedangkan Ma'ruf, disebut Gun Gun, akan menjadi representasi moral bagi kubu Jokowi. Kehadiran Ma'ruf harus mampu mengambil segmen pemilih muslim dan santri. Ma'ruf harus mengisi ruang agar tak muncul isu-isu yang menyebut Jokowi sebagai pemimpin yang tidak pro-Islam. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.