Dark/Light Mode

Normalisasi Vs Naturalisasi

Senin, 6 Januari 2020 07:29 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Perdebatan normalisasi dan naturalisasi dalam mengatasi banjir, memperlihatkan ketidakkompakan antara pemerintah pusat dengan pemerintah DKI. Semua pihak mengaku paling benar metodenya. Argumentasi dengan membandingkan data-data untuk mencari pembenaran justru menambah kegaduhan baru.

Fenomena tidak akurnya pemerintah pusat dengan daerah bukan saja terjadi di Indonesia. Belum lama ini para pemimpin populis nasional di beberapa negara Eropa Tengah menghadapi sikap oposisi dari kepala daerahnya sendiri. Para wali kota bersatu melawan kebijakan pemerintah pusat yang dianggapnya terlalu liberal dalam membuat kebijakan.

Sebagai contoh “Pakta Kota Bebas” yang dimotori kelompok “Vise grad Four” ingin mengubah citra negara-negara Eropa Tengah yang selama ini dianggap kurang prorakyat.

Permasalahan banjir harus dilihat sebagai masalah kita bersama, Mo. Bukan malah diperdebatkan di depan publik,” celetuk Petruk.

Baca juga : Saktinya Baby Lobster

Romo Semar enggan untuk komentar. Semar memilih diam dan mengikuti penanganan banjir melalui berita-berita di televisi. Kopi pahit dan singkong rebus selalu setia menemani Romo Semar di pagi yang dingin akibat guyuran hujan semalam. Rokok tingwe alias linting dewe menjadi pilihan Semar untuk menyiasati naiknya harga rokok.

Kepulan asap rokok membawa ingatan Romo Semar ke zaman konflik antara Prabu Arjuna Sosrobahu dengan Prabu Rahwana garagara banjir.

Kocap kacarito, Arjuna Sosrobahu raja kerajaan Maespati terkenal raja yang sakti mandraguna. Selain sakti, Prabu Arjuna merupakan titisin Dewa Wisnu, dewanya perang. Arjuna memiliki pusaka ampuh yaitu senjata Cakra yang bisa mengubah dirinya menjadi raksasa sebesar bukit.

Pada suatu hari Dewi Citra wati istri Arjuna Sosrobahu ingin berenang di sungai Gangga. Permintaan sang istri dituruti oleh sang prabu. Arjuna Sosrobahu mengubah dirinya menjadi wujud raksasa dan merebahkan dirinya di sungai Gangga.

Baca juga : Amendemen `Noto Projo`

Aliran sungai Gangga seperti dibendung oleh tubuh Arjuna Sosrobahu sehingga meluap dan nyaman untuk berenang sang istri. Tanpa disadari luapan aliran sungai Gangga mengalir ke kamp militer pasukan Alengka.

Prabu Rahwana memimpin pasukan minta anak buahnya menyelidiki terjadinya banjir kiriman tersebut. Rahwana naik pitam begitu mengetahui penyebabnya adalah Arjuna Sosrobahu yang sedang berceng kerama membendung sungai Gangga.

Prabu Rahwana sebagai raja Alengka marah besar kepada Arjuna Sosrobahu. Maka tanpa buang waktu dilabraklah Arjuna yang sedang bercekrama dengan istrinya ditepian sungai Gangga.

Terjadilah pertempuran hebat antara Prabu Arjuna Sosrobahu dan Prabu Rahwana. Kesaktian keduanya hampir seimbang. Rahwana tidak bisa mati karena memiliki ajian Panca Sonya. Begitu pula Arjuna tidak mudah dikalah kan karena memiliki senjata Cakra.

Baca juga : Bercermin Kepemimpinan Abiyasa

Dan perselisihan gara-gara air bah menjadi bibit permusuhan antara kerajaan Alengka dengan Maespati. “Banjir sungai Gangga menjadi pemicu konflik antara Prabu Rahwana dan Arjuna Sosrobahu. Jangan sampai banjir DKI ikut-ikutan sebagai pemicu konflik, Mo,” celetuk Petruk cengengesan.

Romo Semar mengamini apa yang dikatakan Petruk. Bencana harus disikapi dengan arif dan bijaksana. Manusia tidak boleh melawan kehendak alam. Kita harus introspeksi diri bahwa bencana banjir disebabkan oleh keserakahan manusia.

Beralihnya fungsi hutan lindung sebagai daerah resapan air di daerah hulu menjadi salah satu penyebab banjir. Tidak konsistennya sistem tata kota wilayah DKI ikut memperparah terjadinya banjir.

Selain itu cuaca ekstrim belakangan ini merupakan bukti nyata dampak dari pemanasan global. Tahun 2020 adalah tahun “global warming” kebijakan yang tidak pro lingkungan akan memicu terjadinya bencana alam yang lebih dahsyat lagi. Oye. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.