Dark/Light Mode

Parikesit Jumeneng Ratu

Selasa, 22 Oktober 2019 07:44 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Lima program prioritas Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada periode kedua pemerintahannya secara tidak langsung menjawab ancaman resesi global dan dampak perangdagang Tiongkok dengan Amerika yang tidak kunjung mereda.

Pembangunan sumber daya manusia (SDM) diharapkan mampu meningkatkan daya saing dalam inovasi teknologi. Penyederhanaan regulasi dan birokrasi diperlukan untuk menarik investor asing ke dalam negeri.

Kekacauan politik regional Asia seperti pelambatan ekonomi Tiongkok, perselisihan dagang Korea Selatan dengan Jepang mengenai kompensasi kerja paksa di masa perang harus menjadi momentum positif dalam program tranformasi ekonomi yang dicanangkan Presiden Jokowi “Pelantikan Presiden kemarin kelihatan guyub dan rukun Mo.

Walaupun sambutannya pak Ketua MPR agak panjang,” celetuk Petruk. Romo Semar tidak komentar hanya mesem. Semar sedang bungah hatinya melihat Pak SBY dan Ibu Mega bisa hadir dan bersanding sebagai Bapak dan Ibu Bangsa di acara sakral tersebut.

Baca juga : Selimut Sakti Penusukan Sultan

Kopi pahit dan pisang rebus ikut menemani Romo Semar di pagi yang cerah. Kepulan asap rokok tingwe kelobot membawa pikiran Sekegaduhan dan keonaran di acara pelantikan jumenengan ratu, Kertiwindu berhasil menghasut Panca Kusuma cucu Puntadewa.

Menurut Kertiwindu yang seharusnya berhak jadi raja Hastina adalah Panca Kusuma bukan Parikesit. penerima estafet kerajaan Hastina. Parikesit secara politik masih terlalu muda untuk memimpin kerajaan sebesar Hastina.

Parikesit minim pengalaman dan perlu banyak belajar politik dari para sesepuh Pandawa. Banyak yang meragukan kemampuan Parikesit da lam memerintah kerajaan Hastina. Parikesit mengakui masih lemah dan banyak kekurangan.

Untuk itu sebelum acara penobatan dirinya sebagai raja, Parikesit minta izin mengembara ke hutan untuk memperdalam ilmu dan kanuragan. Semar kembali ke zaman pelantikan dan jumenengan prabu Pareksit pasca perang Baratayuda.

Baca juga : Sesaji Raja Suryo dan Kalaludra

Kocap kacarito, setelah perang Baratayuda selesai dan dimenangkan Pandawa, para Pandawa saling bahu-membahu untuk membangun kembali ke rajaan Hastina yang telah hancur. Sisa-sisa pasukan Kurawa melarikan diri ke hutan.

Suksesi kepemimpinan Hastina secara aklamasi telah memilih Parikesit sebagai penerus Raja Hastina. Parikesit adalah anak Abimanyu dan cucu Harjuna.

Konon dipilihnya Parikesit sebagai penerus dan pewaris tahta kerajaan Hastina karena Harjuna sebagai penerima wahyu ratu Cakraningrat.

Seandainya Abimanyu tidak gugur dalam perang Baratayuda, Abimanyu sebagai Semasa kepemimpinan Parikesit, kelompok penentangnya adalah sisa-sisa laskar Kurawa yang dipimpin oleh Kertiwindu. Kertiwindu adalah anak patih Sengkuni.

Baca juga : Bangkitnya Kumbokarno

Kelicikan Kertiwindu mirip dengan Sengkuni. Selain membuat “Untungnya Parikesit berhasil menang kap Kertiwindu dan menyadarkan Panca Kusuma,” sela Petruk.

“Itulah strategi menang ora ngasorake yang dipakai prabu Parikesit,” jawab Semar. Musuh-musuh politik Parikesit didatangi dan diminta untuk bergabung di pemerintahannya.

Parikesit “nguwong ke” atau memanusiakan pihak-pihak yang pernah berseberangan dengan dirinya. Hanya dengan jalan merangkul semua golongan, kerajaan Hastina pasca Pandawa dan Kurawa bisa bertahan. Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.