Dark/Light Mode

Selimut Sakti Penusukan Sultan

Senin, 14 Oktober 2019 07:59 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Serangan politik terhadap pejabat negara sudah sering terjadi.

Presiden Jhon F Kennedy (JFK) presiden ke-35 Amerika Serikat di tembak pada tahun 1963 saat melakukan iring–iringan kendaraan terbuka di Dallas Texas. Sampai saat ini konspirasi siapa di balik pembunuhan JFK belum jelas.

Percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno oleh jaringan Darul Islam terjadi pada tahun 1957.

Motif penyerangan terhadap pejabat banyak motifnya termasuk serangan terhadap Menko Politik Hukum dan Keamanan Wiranto pekan lalu.

Baca juga : Sesaji Raja Suryo dan Kalaludra

Model serangan teroris pun sudah bergeser dari terstruktur ke ritel yaitu berhadapan langsung dengan target korban.

Sehingga target high impact dan high profile tercapai. Apa pun motifnya, kita mengutuk kekerasan yang menimpa Menko Politik Hukum dan Keamanan.

Negara tidak boleh kalah karena yang diserang adalah simbol-simbol negara.

“Apa motif di balik penusukan itu, Mo?” tanya Petruk. Romo Semar memilih diam tidak serta menjawab. Jajanan pasar “klepon” dan kopi pahit dibiarkan dingin.

Baca juga : Bangkitnya Kumbokarno

Romo Semar masih galau dengan semakin dekatnya batas waktu diundangkan UU KPK yang baru.

Belum lagi pelantikan presiden dan wakil presiden waktunya berdekatan dengan masa belakunya UU KPK.

Romo Semar menghela napas dalam-dalam. Kepulan asap rokok Atas dasar itulah Arya Penangsang merencanakan pembunuhan terhadap Sultan Hadiwijaya.

Arya Penangsang memilih silent operation untuk membunuh lawan politiknya. Dikirimlah dua prajurit pilihan untuk menyusup masuk istana Demak.

Baca juga : Hanoman Obong dan Pembakaran Hutan

Kedua penyusup terlatih tersebut dibekali keris ampuh Setan Kober milik Arya Penangsang. Konon keris Setan Kober pemberian guru spiritualnya yaitu Sunan Kudus.

Ting We membawa pikirannya ke abad IX saat terjadi percobaan pembunuhan ter hadap Sultan Demak Hadiwijaya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.