Dark/Light Mode

Cara Nabi Menghadapi Pandemi

Selasa, 7 April 2020 08:14 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi adalah sebuah penyebaran virus secara massif, melanda masyarakat dan masih sulit dikendalikan karena belum ada vaksin atau obat secara efektif yang mampu mengatasinya.

Fenomena virus sudah diungkapkan dalam Al-Qur’an setidaknya tiga kali. Pertama, azab berupa virus ditimpakan kepada umat Nabi Shaleh, yaitu Raja Tsamud bersama para pengikutnya, ditimpakan virus yang diduga bersumber dari sapi ajaib yang muncul dari lubang batu kecil sebagai mukjizat Nabi Shaleh.

Hari pertama kulit mereka berubah menjadi kuning, hari kedua berubah menjadi merah, dan hari ketiga berubah menjadi warna hitam, dan ujung hari ketiga mereka mendengarkan suara menggelegar di langit, lalu mereka mati bergelimpangan di rumah mereka masing-masing.

Baca juga : Corona Bikin Merana

Virus lainnya ditimpakan kepada pasukan Thalut yang menyerang mulut mereka. Virus lainnya muncul dari burung Ababil yang menyerang pasukan Abrahah. Pada masa Nabi juga sudah muncul beberapa macam virus.

Sikap Nabi terhadap virus, Nabi meminta sahabatnya untuk tidak memasuki suatu wilayah yang terjangkit virus. Bagi mereka yang sudah telanjur memasuki wilayah itu disarankan tidak keluar ke tempat lain.

Nabi juga pernah menyerukan: “Larilah kamu ketika berjumpa dengan orang yang berpenyakit kulit menular (al-juzam) sebagaimana engkau melihat singa".

Baca juga : Jagung dan Padi di Tuban Siap Panen

Nabi juga meminta orang yang melewati tempat bekas penyiksaan umat terdahulu mempercepat kendaraannya. Bekas tempat penyiksaan Abrahah di pinggir Padang Arafah, di situ tidak dibenarkan membangun pemukiman atau tempat kegiatan masyarakat.

Kita tidak tahu mengapa Nabi mengatakan demikian. Nabi juga menganjurkan kebersihan lingkungan hidup, misalnya Nabi melarang orang membuang kotoran pada air yang mengalir dan air yang tergenang.

Nabi juga melarang mengganggu pohon dan tanaman yang bermanfaat bagi manusia. Dilarang memusnahkan binatang serangga dan pepohonan dengan menggunakan api.

Baca juga : Jambi Masuki Masa Panen Raya Padi

“Hanya Allah SWT yang berhak menyiksa makhluknya dengan api”, demikian ungkapan kemarahan Nabi terhadap salah seorang sahabatnya yang baru saja membakar sarang semut.

Pola keseimbangan ekosistem selalu mendapatkan perhatian Nabi karena menyangkut kelestarian alam semesta. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.