Dark/Light Mode

Jagung dan Padi di Tuban Siap Panen

Sabtu, 28 Maret 2020 13:38 WIB
Hamparan sawah di Tuban (Foto: Humas Kementan)
Hamparan sawah di Tuban (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Di tengah pandemi virus Covid-19, produksi pangan guna memenuhi kebutuhan hingga Ramadhan dan Idul Fitri 2020 dipastikan aman. Beberapa daerah sentra produksi memasuki panen pada Maret-April. Salah satunya Tuban, Jawa Timur.      

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tuban, Murtadji, menyebutkan hamparan pertanian yakni budidaya jagung dan padi di wilayahnya secara umum memasuki masa panen mulai Maret hingga April. Salah satu wilayah yang saat ini siap memanen jagung yakni Desa Jati, Kecamatan Soko, yang memiliki hamparan siap dipanen seluas 1.454 hektar dan Desa Ngimbang Kecamatan Palang seluas 75 hektar.        

Baca juga : Tepung Jagung Olahan Cilegon Tembus Pasar Israel

"Secara keseluruhan, luas panen padi pada Maret mencapai 15.984 hektar dan April seluas 16.167 hektar, sementara luas panen jagung pada Maret 17.024 hektar dan April mencapai 17.825 hektar. Hasil panen ini kami pastikan tidak hanya mengamankan kebutuhan di dalam Tuban saja, tapi kami bisa suplai ke daerah lain," kata Murtadji, Sabtu (27/3).        

Murtadji menerangkan, masa panen raya petani jagung dan padi ini diikuti dengan mendapatkan harga yang menguntungkan. Pemerintah daerah bersama Kementerian Pertanian berkomitmen menjamin agar hasil panen petani memperoleh harga beli di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).      

Baca juga : Jepang Yakin Olimpiade 2020 Tetap Sukses

"Alhamdulillah, saat ini harga gabah di petani Rp 4.200 sampai Rp 4.500 per kilogram untuk gabah kering panen. Untuk jagung, harganya Rp 4.000 per kilogram. Masa panen awal 2020 ini petani benar-benar senang dan semangat bertani," bebernya.        

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan Kementan Gatut Sumbogodjati menyatakan Kementan telah meluncurkan program agar dalam situasi puncak panen raya pengendalian penyediaan beras dapat dilakukan sehingga tidak terjadi gejolak harga yang ekstrem. Program tersebut yakni Komando Strategi Penggilingan (Kostraling) yang memberdayakan penggilingan padi untuk membeli gabah dari kelompok petani atau gabungan  kelompok petani yang sesuai HPP untuk disimpan dan digiling serta dijual dengan kualitas standar.        

Baca juga : Indonesia Mau Kucurkan Duit Berapa?

"Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian untuk menggerakkan Kostraling menyerap gabah petani serta manajemen stock distribusi beras. Kita tidak bekerja sendiri, ada beberapa pihak yang berkontribusi dalam Kostraling tersebut. Ada Pemerintah, Penggilingan Padi Kecil-Sedang, Bank atau Badan Layanan Umum dengan menyediakan KUR, serta pengusaha sebagai penjamin pasar,” pintanya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.