Dark/Light Mode

Risiko Di Balik Tarik Ulur PSBB

Jumat, 15 Mei 2020 07:22 WIB
Prof. Tjipta Lesmana
Prof. Tjipta Lesmana

 Sebelumnya 
Pelonggaran transportasi umum, wacana penduduk berusia di atas 45 tahun boleh kembali bekerja secara normal dan lain-lain membangkitkan kerisauan pada banyak ahli dan pengamat. Mereka memperingatkan pemerintah untuk ekstra hati-hati, tidak terlalu cepat memperlonggar kebijakan PSBB. Penduduk yang terpapar PSBB sampai hari ini masih tinggi. Hingga tanggal 14 Mei 220, penduduk yang terkonfirmasi positif Covid-19 sudah mencapai 16.006; meninggal 1.043 jiwa dan sembuh 3.518 jiwa. Yang memprihatinkan, selama seminggu terakhir, terjadi lonjakan tinggi pada penduduk yang terkonfirmasi, rata-rata 455 hingga 500 jiwa per hari. Kemarin saja, 14 Mei 2020, penduduk yang positif bertambah 658 orang.

Memang jika dibandingkan dengan data beberapa negara besar, perkembangan Covid-19 tidaklah jelek. Dengan penduduk 265 juta, yang terkonfirmasi positif Corona “cuma” 16.006 (per 14 Mei 2020), sembuh 3.518 dan meninggal “baru” 1.043. Di Amerika Serikat, dengan penduduk 320 juta, yang terkonfirmasi positif sudah mencapai 1,43 juta; sembuh 310.259, dan meninggal 89.197 orang. Di Rusia, penduduk hanya 144 juta, positif Corona 242.271 jiwa, meninggal 2.212 (!). Di Perancis yang berpenduduk hanya 70 juta, yang positif Corona 141.000, meninggal 27.074. sembuh 58.673 jiwa. sekali lagi, bandingkan dengan data terakhir di negara kita: masih “bagus”.

Baca juga : Kontroversi Kasus Kivlan Zein

Pelonggaran PSBB, di satu sisi amat dirindukan oleh sejumlah besar penduduk kita; namun juga dikhawatirkan oleh banyak kalangan. Lihat misalnya, kota Jilin yang berjarak 2.400 Km dari Beijing, tidak jauh dari perbatasan dengan Rusia dan Korea Utara, tiba-tiba diterjang kembali oleh Covid-19. Dalam tempo 2 hari sudah ditemukan 21 kasus baru di kalangan pekerja yang bekerja di sebuah laundry. Walikota Jilin langsung mengambil tindakan drastis: “Setengah karantina” diberlakukan; penduduk hanya boleh keluar kota jika bisa menunjukkan hasil test corona membuktikan ia bebas dari virus tersebut, transportasi umum dihentikan, anak-anak sekolah kembali diliburkan.

Contoh Wuhan dan Jilin membuktikan bahwa kota atau komunitas yang semula sudah dinyatakan “bersih Corona” setiap saat bisa diterjang lagi oleh virus yang mematikan itu.

Baca juga : Perilaku Stafsus Mencoreng Integritas Presiden

Seorang pakar epidemologi bergelar Doktor 2 hari yang lalu memperingatkan pemerintah, jika penduduk berusia di atas 45 tahun diperbolehkan kembali bekerja di kantor atau perusahaan, mereka rentan menjadi media menyebarluaskan virus corona. Bahaya! Ketika bandara Cengkareng dibuka kembali beberapa hari yang lalu, hasil test cepat memperlihatkan lebih dari 10 calon penumpang ternyata terinfeksi corona; di Stasiun kereta kota Bogor, 4 atau 5 penumpang positif corona menurut hasil test cepat.

Di mana physical distancing, apalagi social distancing, tidak dilaksanakan ketat, “hantu” Corona bisa dengan cepat bergentayangan dan menyambar tubuh-tubuh manusia. Di sebuah komunitas NTB, masih ada sekitar 10 penduduk yang belum lama ini mengikuti acara tabliq akbar di Sulawesi dan belum sembuh dari Covid-19.

Baca juga : Selamatkanlah Garuda Kita!

Covid-19, sungguh, makhluk yang mengerikan dan mematikan. Makhluk ini masih terus menghantui seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Memang sangat tidak nyaman dan stress jika ruang-gerak kita terus dikungkung di rumah, apalagi ditambah dengan ancaman kelaparan dan PHK/kemiskinan. Toh, pemerintah JANGAN tergesa-gesa melonggarkan PSBB. JANGAN! Jika salah perhitungan, korban terkonfirmasi dan kematian di negara kita tidak mustahil akan terus bertambah dengan kecepatan tinggi! ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.