Dark/Light Mode

Resakralisasi Institusi Perkawinan (4)

Senin, 31 Agustus 2020 09:39 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Rumah tangga sakinah sulit terwujud jika melulu rasio atau melulu emosi yang menuntun sebuah rumah tangga. Dalam kondisi tertentu, rasio diperlukan dan dalam kondisi lain rasa yang dianggap penting. Contoh cinta mawaddah ialah memberi uang jajan anak secara pro porsional, bukannya menuruti seluruh permintaan anak.

Sedangkan contoh cinta rahmah, ialah cinta tanpa pamrih (unconditional love), seperti pelayanan penuh seorang ibu kepada bayinya, tidak mengenal waktu dan kondisi. Anak-anak ideal (shalih) bukan hanya anak-anak yang secara biologis sehat, cerdas, dan tampan/cantik, tetapi juga anak-anak yang sa eh secara spiritual.

Baca juga : Resakralisasi Institusi Perkawinan (3)

Kita diminta un tuk melahirkan anak, bukan hanya sebagai anak biologis tetapi sekaligus sebagai anak spiritual. Kalau perlu anak intelektual dan anak kultural sekaligus. Karena banyak anak yang wajah dan kebangsaan sama tetapi isi kepala dan adat istiadat sudah beda sama sekali dengan orang tuanya, dalam konotasi negatif.

Dalam Al-Qur’an, belum tentu anak biologis sekaligus anak spiritual kita. Nabi Nuh pernah ditegur Allah dalam Al-Qur’an karena ia berusaha menolong anaknya dalam kasus banjir Nuh, tetapi Allah menegurnya dengan mengatakan itu anak biologismu tetapi bukan anak spiritualmu.

Baca juga : Moskow: Vaksin Corona Kami Aman Dan Ampuh

Yang diutamakan oleh Allah SWT ialah anak spiritual, sebagaimana dalam firman-Nya: “Allah berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan disela matkan), sesungguhnya (perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon kepadaKu sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakekat) nya. Sesungguhnya Aku memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orangorang yang tidak berpengetahuan.” (Q.S. Hud/11:46).

Salah satu kriteria anak saleh dalam Al-Qur’an ialah anak yang senantiasa mendoakan orang tuanya, khususnya yang sudah meninggal (waladun shalih yad’u lahu). Kriteria lainnya tentu agak subyektif dari sudut pandang yang kita gunakan. Yang jelas, anak saleh ialah anak yang dapat menjalankan ajaranajaran Islam secara benar dan konsisten.

Baca juga : Resakralisasi Institusi Perkawinan (1)

Resakralisasi perkawinan seharusnya dianggap sebagai sebuah program yang amat penting, terutama bagi bangsa Indonesia sebagai umat taat menjalankan ajaran agama. Bagaimana mungkin kita bisa membayangkan sebuah masyarakat dan negara ideal di atas rumah tangga yang berantakan. Inilah maksud hadis Nabi ”Sesuatu yang halal tetapi paling dibenci Allah ialah perceraian. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.