Dark/Light Mode

Wawancara Eksklusif Rakyat Merdeka Dengan RDIF Rusia

Moskow: Vaksin Corona Kami Aman Dan Ampuh

Jumat, 28 Agustus 2020 06:58 WIB
Kepala Eksekutif Russian Direct Investment Fund (RDIF) Kirill A. Dmitriev (kanan) pengelola pendanaan pengembangan vaksin Covid-19, Sputnik V, saat bertemu Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin. (Foto: RDIF Twitter)
Kepala Eksekutif Russian Direct Investment Fund (RDIF) Kirill A. Dmitriev (kanan) pengelola pendanaan pengembangan vaksin Covid-19, Sputnik V, saat bertemu Presiden Federasi Rusia, Vladimir Putin. (Foto: RDIF Twitter)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Rusia, Vladimir Putin dua pekan lalu mengumumkan negaranya menjadi yang pertama yang memberikan persetujuan regulasi vaksin Covid-19. Namanya, Sputnik V. Tapi, banyak pihak yang meragukan khasiat vaksin ini.

Bukannya apa-apa, pengumuman itu dinilai terlalu cepat dari yang semestinya. Mendahului banyak negara lain yang dianggap memiliki teknologi lebih maju. Kekhawatiran akan keamanan dan efektifitas vaksin itu pun jadi omongan dunia Internasional.

Baca juga : Resakralisasi Institusi Perkawinan (1)

Namun hal ini dibantah Kepala Eksekutif Dana Investasi Langsung Rusia atau Russian Direct Investment Fund (RDIF), Kirill A. Dmitriev. RDIF adalah pihak pengelola pendanaan pengembangan vaksin Sputnik V.

Dalam wawancara eksklusif secara virtual dengan wartawan Rakyat Merdeka dan RMco.id : Firsty Hestyarini, Muhammad Rusmadi, Diananda Rahmasari dan Paul Yoanda, Selasa (25/8) lalu, mantan bankir investasi di Goldman Sachs, New York dan konsultan di McKinsey & Company di Los Angeles, Moskow, dan Praha ini menjawab berbagai pertanyaan dengan bersemangat.

Baca juga : Titik Temu Budaya Jepang dan Budaya Indonesia (2)

Ketika kembali dikonfirmasi tentang keamanan dan efektifitas Sputnik V, sambil tertawa kecil Kirill menyatakan, pernyataan ini memang sudah terlalu sering diajukan. “Mungkin ini sudah pertanyaan yang ke-155 yang kami terima. Hahaha! Kami tegaskan, vaksin kami adalah salah satu yang terbaik dan teraman,” jawabnya.

Karena, pendekatan human adenovarius (jenis flu biasa), jelasnya, sudah pernah dilakukan uji coba kepada 10.000 orang. Bahkan, militer Amerika Serikat (AS) juga sudah menggunakan jenis ini. Jadi selama 20 tahun sudah diujicobakan kepada manusia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.