Dark/Light Mode

Mengapa Pesantren Begitu Penting? (2)

Rabu, 2 September 2020 05:52 WIB
Nasaruddin Umar
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Berbeda di Pondok Pesantren, para santri di malam hari tetap mendapatkan pembinaan dan penga-wasan secara efektif, bahkan tempatnya di mesjid.

Setiap sehabis magrib sampai Isya dan setiap sehabis shalat Subuh, para santri mendapatkan pembinaan khusus oleh Kiyai atau guru yang lebih senior dalam bentuk memberikan pengajian Kitab Kuning (KK). Materi pengajian KK umumnya ber isi pengembangan karakter dan kepribadian.

Di siang hari, para santri mengikuti pen-didikan yang terstruktur melalui panduan kurikulum nasional dan lokal.Pendidikan karakter tidak muncul hanya di dalam satu atau dua mata pela-jaran khusus, tetapi terintegrasi di dalam berbagai mata pelajaran.

Baca juga : Mengapa Pesantren Begitu Penting? (1)

Pengajarnya pun bukan secara khusus dipegang oleh seorang guru, tetapi semua guru menjadi pembentuk karakter di PP. Seluruh guru (asatidz) memiliki kode etik tertulis dan tidak tertulis yang harus dijalani di PP. Antara lain para guru harus kemana-mana dengan menutup aurat dan memelihara muru’ah atau akhlak mulia di berbagai kesempatan.

Seorang guru bukan hanya di depan kelas, tetapi juga di luar kelas. Para santri terkondisikan di dalam satu sistem sosial tersendiri di dalam PP. Pengaturan kebersihan, ketertiban, keamanan, dan kedisiplinan sangat menonjol diperhatikan di PP.

Hal itu sangat dimungkinkan karena pada umumnya PP diisolasi oleh tembok-tembok pesantren. Kalau tidak dengan tembok, mereka diiso-lasi oleh sistem budaya di dalam masyarakat santri. Seperti di beberapa daerah di Jawa Timur, masyarakatnya sudah menjadi santri, sehingga para santri yang berdatangan dari berbagai penjuru hidup di dalam sub kultur masyarakat santri.

Baca juga : Resakralisasi Institusi Perkawinan (4)

Jadwal kegiatan di PP yang sedemikian ketat, seolah-olah para santri tidak pernah punya waktu luang untuk bersantai, karena dijejali dengan kegiatan, baik kegiatan yang terstruktur mapun yang tidak terstruktur. Jam 4 subuh sudah harus ke Mesjid bersama Kiyai mengaji Kitab Kuning, jam 7 pagi sudah harus di kelas sampai sore yang hanya disela oleh shalat dan makan.

Hanya mereka punya waktu luang antara Ashar dan Magrib, itupun digunakan olah raga dan kegiatan ex-school seperti kepramukaan dan keterampilan lainnya. Jadi betul-betul waktu energi santri santri tersedot untuk kegiatan-kegiatan produktif.

Bandingkan dengan sekolah-sekolah umum, apalagi sekolah-sekolah swasta tertentu yang muridnya sering nganggur karena guru di kelasnya bolos.

Baca juga : Resakralisasi Institusi Perkawinan (3)

Berbahaya sekali jika sekitar 30 siswa berada di dalam satu ruang tanpa guru. Mereka bisa merancang kegiatan sesuai dengan dorongan semangat mudanya untuk melakukan sesuatu. Insya Allah, PP selalu cocern mencetak kader bangsa yang handal. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.