Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Berebut Wahyu Tohjali

Senin, 8 Maret 2021 07:25 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Di sela-sela pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika ke-46, Barack Obama mengingatkan bahwa demokrasi Amerika sedang mengalami kemunduran.

Hal ini disebabkan oleh krisis Epistemologis yaitu suatu keadaan di mana masyarakat tidak bisa membedakan mana perilaku benar dan salah dalam berdemokrasi. Pasalnya, dua pekan sebelumnya ada sekelompok orang ingin menggagalkan penetapan presiden yang sah di Capitol Hill. Para perusuh dianggap melakukan intervensi proses demokrasi.

Baca juga : Banjir Bandang Di Alengka

Munculnya epistemologis dipicu beberapa faktor. Di antaranya adalah kemajuan teknologi digital. Teknologi digital begitu cepat mengubah perilaku manusia. Seperti teknologi Artificial Intelegence (AI) pikiran buatan dan media sosial. Teknologi AI sejatinya dirancang untuk membantu manusia dalam membuat keputusan cepat. Akan tetapi oleh sekelompok orang dibelokkan dengan memanipulasi aspirasi demi mencapai tujuan tertentu. Di sisi lain, maraknya media sosial ikut berperan menebarkan provokasi kebohongan dan ujaran kebencian. Pemanfaatan teknologi yang keliru mendorong lahirnya pemimpin populis dan pemimpin model “pokoke”. Model pokoke adalah pemimpin yang mengedepankan emosi daripada akal sehat dalam menyikapi suatu permasalahan.

“Di sini juga sedang rame gontok-gontokan rebutan partai, Mo,” celetuk Petruk. Romo Semar tidak begitu antusias untuk mengomentari para elite saling sikut berebut partai. Rakyat sedang susah berjibaku dengan Covid malah memberikan contoh yang tidak baik. Biarkan rakyat yang menilai perilaku mereka. Romo Semar justru berpikir bagaimana rakyat segera mendapat vaksin supaya pandemi lekas pergi. Pisang rebus dan kopi pahit selalu setia menemani sarapan pagi Romo Semar. Isapan rokok klobot tingwe alias linting dewe membawa ingatan Semar ke zaman Bethara Guru merebut Wahyu Tohjali milik Harjuna.

Baca juga : Tumbal Kritik Jaka Slewah

Kocap Kacarito, Shang Hyang Wenang memberikan Wahyu Tohjali kepada Harjuna atas jasa-jasanya menyelamatkan para dewa di Khayangan. Wahyu Tohjali merupakan wahyu lelanange jagat yang dapat menurunkan wiji ratu kepada anak turunnya. Siapa yang memiliki wahyu Tohjali dapat memiliki tahta kekuasaan. Shang Hyang Wenang menitipkan Wahyu Tohjali kepada Bethara Guru untuk diberikan kepada yang berhak yakni Harjuna.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.