Dark/Light Mode

Inaugurasi Ratu Dwarawati

Senin, 25 Januari 2021 06:18 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Ada kemiripan antara Amerika Serikat dan Dwarawati, yakni sama-sama sebagai lelawange jagat atau pintu dunia. Amerika sebagai negara adidaya dan pioneer demokrasi. Sedangkan Dwarawati sebagai kiblat kepemimpinan darah Barata.

Pelantikan Joe Biden sebagai presiden ke-46 Amerika Serikat berlangsung sederhana minggu lalu. Acara inaugarasi jauh dari suasana ingar bingar. Hal ini selain masih suasana pandemi, demokrasi Amerika sedang diuji. Dalam keadaan normal, pelantikan presiden dimanfaatkan warga Amerika sekaligus sebagai acara kumpul keluarga.

Mereka mengikuti jalannya prosesi sambil menggelar tikar di National Malls terbentang dari Capitol Hill sampai Monumen Nasional. Warga Amerika meluapkan kegembiraannya dengan bakar-bakaran atau barbeque bersama teman dan keluarga. Sebagian warga memilih berbaris di pinggir jalan Pennsylvania Avenue, Washington DC untuk menyambut iring-iringan presiden menuju White House.

Baca juga : Blusukan Ibu Kunti

“Amerika memasuki demokrasi baru, Mo,” celetuk Petruk sok tahu. Romo Semar hanya mesem mendengar komentar Petruk. Semar sebetulnya kurang semangat untuk ikut-ikutan latah seperti para pengamat politik menanggapi pergantian kekuasaan Amerika tersebut. Semar memilih laku Ambeg paramarta menjalankan skala prioritas, kita sendiri sedang menghadapi banyak masalah. Selain pandemi masih tinggi bencana alam terjadi di mana-mana.

Akibatnya rumah sakit rujukan dan rumah sakit swasta penuh dengan pasien. Romo Semar seperti biasa ditemani kopi pahit dan ubi rebus. Rokok klobot dan klembak menyan menghangatkan suasana pagi yang dingin. Pikiran Semar menerawang ke Dwarawati saat Narayana dinobatkan menjadi raja.

Kocap kacarito, penobatan Prabu Baladewa sebagai raja Mandura menggantikan ayahanda Prabu Basudewa menginspirasi Narayana untuk memiliki wilayah otonom dan menjadi raja. Apalagi Narayana telah selesai bertapa menuntut ilmu di padepokan Untarayana. Resi Padmanaba sebagai guru Narayana memberikan tiga senjata ampuh untuk bekal menjadi seorang raja.

Baca juga : Resolusi Di Tahun Pandemi

Ketiga senjata tersebut yakni Cakra, Kembang Wijaya Kusuma, dan Panah Kesawa. Senjata Cakra merupakan senjata pamungkas memiliki delapan ketajaman tanpa tanding. Kembang Wijaya Kusuma dapat menghidupkan orang mati di luar takdirnya. Sedangkan Panah Kesawa bisa mengubah wujud menjadi raksasa.

Berbekal ketiga senjata ampuh tersebut, Narayana menjadi jagonya para dewa untuk menghadapi raja raksasa Prabu Yudakala. Prabu Yudakala adalah raja raksasa dari kerajaan Dwarawati ingin menguasai Khayangan para dewa.

Yudakala menyerang Khayangan karena ingin mengubah tatanan dunia. Agresi Yudakala tersebut kalau tidak segera dihentikan maka dunia akan kacau balau. Dewa Guru turun ke Arcapada minta tolong Narayana untuk menghentikan sepak terjang Yudakala. Kalau Narayana berhasil dapat mengalahkan Yudakala maka kerajaan Dwarawati diberikan kepada Narayana.

Baca juga : Loyalitas Adipati Karna

Narayana menyanggupi permintaan Dewa Guru. Sebagai saudara, Harjuna dan Baladewa tidak tinggal diam. Keduanya membantu dari belakang ikut berperang menghadapi musuh dewata tersebut. Singkat cerita Narayana berhasil dapat mengalahkan Prabu Yudakala. Sesuai janjinya, Dewa Guru akhirnya melantik Narayana menjadi raja di kerajaan Dwarawati dengan gelar Prabu Kresna.

“Yudakala merusak tatanan dunia. Wajib disingkirkan, Mo,” celetuk Petruk menyadarkan lamunan Romo Semar. “Betul Tole, tapi jangan disamakan Yudakala dengan Mr. Trump,” jawab Romo Semar pendek. Donald Trump meninggalkan warisan kurang baik bagi negaranya. Kepemimpinan Trump telah membuat Amerika kurang kredibel di luar negeri dan kurang harmonis di dalam negeri. Itu pelajaran berharga untuk para elite dan pemimpin negeri ini. Jangan meninggalkan warisan menyedihkan untuk rakyat dan bangsa ini. Oye.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.