Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Loyalitas Adipati Karna

Senin, 28 Desember 2020 05:54 WIB
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
DR Ki Rohmad Hadiwijoyo
Dalang Wayang Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Saya ngobrol dengan kawan seorang produser sinetron weekend kemarin. Di sela-sela kesibukannya, saya sengaja tanya happy ending dalam sinetron. Menurutnya cerita dengan akhir bahagia membuat penonton tidak memiliki beban, karena semua pihak merasa happy. Tidak ada kucuran air mata atau adegan mewek.

Lain halnya dengan cerita di dunia politik. Bersatunya capres dan cawapres yang berkontestasi tahun lalu berakhir dengan happy ending. Walaupun belum tentu dapat menyenangkan para pihak. Karena dalam politik tidak ada kawan dan lawan yang abadi. Yang ada adalah kepentingan politik itu sendiri. Baik kepentingan untuk meraih kekuasaan, kepentingan kelompok, maupun persiapan mencari figur pilpres mendatang.

Dalam falsafah Jawa, pemahaman perilaku politik lebih rumit lagi. Karena penuh dengan sanepo atau perlambang untuk memahami politik yang sebenarnya. Sebagai contoh, huruf Jawa kalau diberi kursi atau dipangku bukannya hidup tapi malah mati tidak berkutik.

“Dulu lawan sekarang kawan, bisa jadi malah tidak berkutik, Mo,” celetuk Petruk sambil cengengesan.

Baca juga : Kutukan Telaga Sumala

Romo Semar mesem dan tersenyum enggan untuk menanggapi ocehan anaknya Petruk. Romo Semar waswas dan prihatin dengan banyaknya orang mudik dan liburan ke luar kota. Semar patut prihatin karena kerumunan mudik tahun baru dapat memicu kluster-kluster baru Covid-19.

Kopi pahit dan panganan jadah bakar ikut menemani sarapan pagi Romo Semar. Kepulan rokok klobot membawa ingatan Semar ke zaman Mahabarata di mana perang Baratayuda sudah tidak dapat dicegah lagi.

Kocap kacarito, Prabu Kresna gagal sebagai duta pamungkas untuk meyakinkan Prabu Duryudana mengembalikan kerajaan Hastina kepada Pandawa. Duryudana kukuh tidak mau memberikan kerajaan Hastina karena terpengaruh oleh ibunya, Dewi Gendari.

Selain itu peran Patih Sengkuni menghalangi terjadinya rekonsiliasi antara Pandawa dan Kurawa ikut memberikan andil gagalnya misi Prabu Kresna.

Baca juga : Etika Dan Politisasi Vaksin

Perang Baratayuda dipastikan bakalan terjadi. Pertumpahan darah sesama darah Barata memperebutkan kekuasaan bakal terjadi di Kurusetra.

Dalam perjalanan pulang ke kerajaan Wirata, Kresna sengaja mampir Kadipaten Panggombakan untuk menemui Adipati Karna. Kresna ingin menanyakan secara langsung kepada Karna. Dalam perang Baratayuda kelak Adipati Karna ikut barisan Kurawa atau Pandawa. Karena menurut silsilah keluarga, Adipati Karna adalah anak tertua Dewi Kunti dan kakak Pandawa beda ayah. Seandainya Karna mau bergabung dengan Pandawa, tahta kerajaan Hastina kelak akan diberikan kepada Karna.

Prabu Kresna kaget mendengar jawaban Karna. Adipati Karna memilih bergabung dengan Prabu Duryudana dan menjadi senopati Kurawa melawan Pandawa. Keputusan Karna bukan tanpa alasan. Duryudana adalah orang yang men-support Karna sebelum menjadi seorang adipati.

Karna tidak mau mengecewakan Prabu Duryudana yang telah berdarah-darah dan berjuang bersama di saat susah. Bergabungnya Karna dan Duryudana diikuti oleh para pendukung grass root yakni rakyat Hastina dan Awangga. Loyalitas Adipati Karna kepada Prabu Duryudana tidak diragukan lagi untuk menghadapi perang Baratayuda.

Baca juga : Tantangan Covid Dan Korupsi

“Sikap loyal itu seperti orang salaman yaitu harus saling mempererat kedua tangan,” sela Petruk membuyarkan lamunan Romo Semar. “Betul tole, Adipati Karna tahu betul menjaga loyalitas pendukungnya. Bisa saja Karna menyeberang ke kubu Pandawa untuk mendapatkan jabatan sebagai ratu. Tapi risiko yang akan diambil adalah membuat kecewa para pendukungnya yang selama ini ikut membesarkan namanya. Adipati Karna memilih bersama para pendukungnya walaupun tidak menjadi ratu.” Oye

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.