Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Setya Novanto, Toko Bangunan, Kemenkumham Dan Nasib Lapas Kita
Yasonna H. Laoly : Siapa Saja Boleh Mendesak Mundur
Kamis, 20 Juni 2019 11:06 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Narapidana kasus megaproyek e-KTP Setya Novanto (Setnov) kembali berulah. Baru-baru ini, eks Ketua DPR itu kepergok sedang berada di sebuah toko bangunan. Mulanya, Setnov berizin berobat untuk rawat jalan di Rumah Sakit Santosa, Bandung, Jawa Barat. Namun, tidak kembali ke lapas.
Sebelumnya, Setnov pelesiran. Ini diketahui 21 Juni 2018. Bila merunut pada eksekusi Setnov oleh KPK ke Lapas Sukamiskin sekitar awal Mei tahun lalu, artinya aksi tersebut dilakukan pada masa awal Setnov menjalani hukuman. Setelah pelesiran terungkap, kasus selanjutnya dia terungkap menggunakan sel palsu di Lapas Sukamiskin.
Peristiwa ini terungkap Juli 2018, dalam inspeksi mendadak (sidak) dan ditemukan kejanggalan di sel Nomor 29 Blok Timur yang ditempati Setnov. Begitu masuk ke dalam sel Setnov, terlihat kamar yang tertata rapi, kecil dan tampak sederhana. Sedangkan saat Ombudsman melakukan sidak di Lapas Sukamiskin pada Kamis (13/9/18), di dalamnya ada kasur dan seprai berwarna putih serta exhaust fan. Ada pula rak buku hingga meja kerja lengkap dengan kursinya. Di kamar mandinya pun tersedia kloset duduk.
Pada 2019, Setnov kembali muncul ke ‘publik’, dia terlihat sedang berada di restoran Padang RSPAD bulan April. Kehadiran Setnov diketahui dalam rangka menjalani pengobatan di RSPAD karena sejumlah penyakit. Terakhir, Setnov kepergok pelesiran ke toko bangunan yang berada di Padalarang, Jawa Barat, Jumat siang (14/6/2019). Dalam foto yang beredar, Setnov tampak mengenakan kemeja lengan pendek, kepalanya memakai topi hitam dan wajahnya ditutup masker.
Kalapas Sukamiskin Tejo Harwanto mengatakan, Setnov keluar siang itu untuk berobat. Menurut dia, Setnov tengah melakukan pemeriksaan kesehatan di Rumah Sakit Santosa, Bandung. Setnov berhasil mengibuli petugas lapas. Buntut dari pelesiran di toko bangunan, akhirnya dia dipindahkan ke Lapas Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca juga : Andre Rosiade : Datang Rapat Dulu, Jangan Cari Sensasi
Jika pelesiran ini terungkap beberapa kali, sebenarnya siapa yang bersalah? Setnov yang sangat ‘licin’ atau petugasnya? Berikut pernyataan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Yasonna H. Laoly, ditanggapi Peneliti Indonesian Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhan.
Bagaimana kronologi Setya Novanto bisa tertangkap kamera sedang pelesiran di luar Lembaga Pemasyarakatan?
Dia memang sakit, bukan hanya, memang benar sakit. Akan tetapi, setelah itu, dia mengelabui petugas kita.
Kok, Setya Novanto bisa mengelabui petugas Lembaga Pemasyarakatan?
Begini, petugas disuruh bayar bill di bawah. Ketika ditanya petugas, bapak ke mana, “Ke bawah, ya sudah kamu tunggu saja, nanti saya balik”.
Lalu, apa yang terjadi?
Ternyata tidak balik. Staf ini langsung menelepon ke Lembaga Pemasyarakatan mengenai kejadian tersebut.
Apa isi komunikasi via telepon tersebut?
Ini ada masalah, yang bersangkutan tidak kembali, koordinasi Kepala Lembaga Pemasyarakatan, lapor ke Kakanwil. Kakanwil mencoba melacak, kemudian sudah ada media gambar beliau, diambil tindakan oleh Kakanwil.
Baca juga : Faldo Maldini : Teman Nyatakan Yang Benar, Meski Pahit...
Atas insiden tersebut, ada beberapa pihak mendesak Anda mundur...
Boleh saja, siapa saja boleh melakukan itu (mendesak mundur). Itu memang beliau (Setya Novanto) mencoba mencari celah, padahal protap sudah ada.
Aneh ya?
Ada kelalaian di petugas saya, mengapa Setnov diizinkan tanpa pengawasan sampai ke bayar bill, ini kan ada itikad. Oh, beliau ini kan pejabat, seharusnya kasihan anak-anak (petugas) ini jadi korban dia. Hanya gara-gara ini tidak makan korban sendiri, dia korbankan orang lain lagi.
Sebelumnya seperti itu juga?
Dulu dokter korbannya kan. Jangan begitulah, kita sebagai orang-orang yang sudah punya pendidikan, lihat juga jangan sampai kita mengorbankan orang lain. Ini si anak kan jadi korban. Artinya protap sudah ada, dia merasa ‘sudahlah kalau bayar bill saja tidak apa-apa’. Rupanya, kita tahu belakangan, sudah ada mobil menunggu. Memang sudah direncanakan tampaknya.
Komisi III DPR juga meminta untuk mengevaluasi hal tersebut. Apa sudah dilakukan?
Saya barusan rapat sebelum datang ke Baleg, dengan Dirjen, Sekjen, beberapa Direktur di Ditjenpas, Kalapas Sukamiskin, kemudian Karutan Gunung Sindur. Kita rapat, menganalisis peristiwa ini dengan peristiwa lainnya.
Setelah peristiwa ini, kenapa Setnov ditempatkan di Rutan Gunung Sindur, bukan di Lapas?
Itu bukan apa, untuk high risk, untuk sementara kita tempatkan di situ. Orang tanya, kenapa high risk, ya itu high risk gimana mau melarikan diri.
Baca juga : USMAN KANSONG : Polisi Bukan Cuma Mendengar Bantahan
Ada usulan agar koruptor ditempatkan terpisah saja?
Itu kan kebijakan yang dulu. Seharusnya itu kan saya sudah pernah tawarkan peristiwa yang lalu, kita pikirkan, kita kejar lagi. Saya pikir ini menjadi penting untuk evaluasi kembali. [NNM]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya