Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peta Politik Diprediksi Berubah Setelah Koalisi Prabowo-Sandi Dibubarkan

HENDRI SATRIO : Partai Demokrat Mau Jika Diajak Bergabung

Selasa, 2 Juli 2019 10:56 WIB
Peta Politik Diprediksi Berubah Setelah Koalisi Prabowo-Sandi Dibubarkan HENDRI SATRIO : Partai Demokrat Mau Jika Diajak Bergabung

RM.id  Rakyat Merdeka - Bubarnya Koalisi Indonesia Adil Makmur membuat peta politik perlahan-lahan berubah. Khususnya mengenai peluang pindah haluan. Sejauh ini, manuver yang paling kerap muncul di permukaan berasal dari Partai Demokrat dan PAN, meski mereka enggan mengakui. 

Partai Demokrat misalnya, sejak awal sudah melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Selain itu, Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur, Soekarwo alias Pakde Karwo pernah mengatakan, dirinya telah melakukan survei. Hasilnya, mayoritas caleg Partai Demokrat di Jawa Timur mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin. 

Ditambah lagi, partai berlambang Mercy itu menawarkan 14 program prioritas untuk diadopsi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin pada periode 2019-2024. Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Pandjaitan mengatakan, diterima atau tidaknya 14 program prioritas itu akan menjadi pertimbangan Demokrat bergabung pada barisan koalisi atau tidak. 

“Tentu kalau Pak Jokowi berkenan dengan 14 program prioritas itu, tentu menarik untuk didiskusikan karena jadi selaras dengan tujuan partai ini,” kata Hinca di gedung DPR, Jakarta, kemarin. Seperti apa arah politik Demokrat untuk lima tahun ke depan. Berikut wawancaranya.

Partai Demokrat terindikasi semakin dekat ke koalisi pemerintah. Hal itu terlihat dari usulan 14 program unggulan mereka kepada Jokowi... 
Sebelum kita bicara mengenai semakin kuatnya indikasi atau tidak, kita harus jawab dulu, mereka mau atau tidak. Saya melihatnya, Demokrat mau jika diajak bergabung ke pemerintahan. 

Baca juga : Emil dan Soekarwo Ajak Kader Demokrat Menangkan Pemilu

Tapi, ini baru akan ya? 
Sebetulnya bukan akan, tapi hampir pasti mereka ke sana. 

Bagaimana dengan PAN? 
Berbeda nasib Demokrat dan PAN. PAN tidak usah melakukan pendekatan apa-apa, tidak usah terlalu heboh, itu hampir pasti akan ditawari menteri sama Pak Jokowi. 

Kenapa begitu? 
Kalaupun ada dua partai politik yang tidak masuk koalisi, tapi pasti ditawari menteri, yaitu PAN dan PKB. Karena, PKB identik NU, PAN identik Muhammadiyah. Apalagi PKB ikut mengusung Jokowi-Ma’ruf. 

Bagaimana Demokrat? 
Demokrat itu memang harus berusaha keras. Kenapa Demokrat mau masuk ke pemerintahan, karena selama mereka tidak di pemerintahan, elektabilitas partainya turun terus di legislatif. Mereka kelihatannya partai yang hampir sama dengan Golkar, mesti masuk ke pemerintahan, walaupun Golkar sekarang suaranya turun. Jadi ya, saya rasa Demokrat mau bergabung dengan pemerintah. 

Tinggal mengambil sikap resmi untuk bergabung saja ya? 
Hampir pasti Demokrat masuk. Tapi sekarang, kalau Demokrat ditawari, siapa dulu yang mau didorong. Selama ini hanya nama AHY yang berkibar. Tetapi, AHY tidak sendirian di Demokrat. Banyak tokoh muda lainnya yang berkesempatan direkrut jadi menteri. 

Baca juga : ANDRE ROSIADE : Nanti Saja Pas Keduanya Bertemu Langsung...

Siapa saja itu? 
Misalnya ada Ibas yang sudah cukup lama di DPR. Nah, kekuatan riilnya Demokrat di DPR itu ada di Ibas. Kemudian ada Profesor Firmansyah, yang walaupun bukan orang Demokrat, dekat dengan SBY. Terus ada Dino Patti Djalal yang juga dekat dengan SBY. 

Kalau dari kader Demokrat, selain Ibas dan AHY? 
Ada, misalnya Nova Riyanti Yusuf, yang pada 2014 itu sempat digadang-gadang sebagai menteri kesehatan. Apalagi, Nova ini ahli kesehatan jiwa. Selain itu, ada Pak Hinca. Jadi, kader Demokrat juga banyak yang ready sebetulnya. 

Peluang Demokrat masuk koalisi pemerintah bagaimana? 
Bisa banget, tapi yang akan dipertimbangkan Pak Jokowi itu siapa yang akan didorong. 

Tadi Anda bilang, peluang Demokrat untuk gabung koalisi itu besar. Apakah partai koalisi akan bisa menerima? 
Demokrat akan diterima, alasannya dua. Pertama, Pak Jokowi ini sudah nothing to loose. Kemudian yang kedua, masalah adat ketimuran. Kita ini kan orang timur. Orang timur itu, kalau ada tamu, kalau punya kue, pasti ada bagian untuk tamunya. 
Biasanya tamu justru dapat bagian yang paling enak, dikasih oleh tuan rumah. Jadi ibaratkan rumah, ada bapak, ibu, anak-anak, dan pekerja rumah tangga. Bisa saja bapak dan ibu ini tidak memberikan kue itu ke petugas rumah tangganya, tapi dia kasih ke tamu. 

Maksudnya, bisa saja Demokrat dapat, tapi pendukung Jokowi-Ma’ruf malah tak dapat kursi? 
Iya, bisa saja parpol pendukung Jokowi yang tidak tembus Senayan, itu tak dapat jatah kursi. Yang sekarang pasti dapat kursi PDIP. Selanjutnya PKB, Golkar, Nasdem dan PPP. 

Baca juga : HANIF DHAKIRI : Kemajuan Teknologi, Buka Kesempatan Kerja Baru

Semangat rekonsiliasi menambah besar peluang pengusung Prabowo masuk kabinet Jokowi? 
Memang, sekarang semangatnya rekonsiliasi. Semangat rekonsiliasi ini perlu dihargai, diapresiasi. Tapi, terlalu kuno kalau rekonsiliasi caranya bagi-bagi kursi. Untuk kabinet yang selogannya ‘Kerja...Kerja...Kerja’ cara ini terlalu kuno. Mestinya lebih inovatif. 

Contohnya? 
Misalnya, sampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia, supaya kedua kubu ini bisa rekonsiliasi segera, maka Jokowi-Ma’ruf akan mengadopsi beberapa program Prabowo-Sandi. Sehingga, para pendukung Prabowo-Sandi juga merasa terwakili dalam pemerintahan ini, karena program-programnya dilaksanakan. Itu lebih keren daripada bagi-bagi kursi. Daripada bagi-bagi kursi, lebih baik adopsi ide, adopsi program. [NDA]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.