Dark/Light Mode

Manuver La Nyalla Berkah Apa Musibah?

IRFAN YUSUF HASYIM Jubir BPN Prabowo-Sandi: Soal Keislaman Prabowo Saya Yakin 100 Persen

Senin, 17 Desember 2018 09:46 WIB
Foto : jombang.nu.or.id
Foto : jombang.nu.or.id

RM.id  Rakyat Merdeka - Kalau dulu stigma memanfaatkan politik identitas kerap dialamatkan kepada pendukung pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Belakangan justru pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin yang menyerang kubu Prabowo-Sandi menggunakan politik identitas utamanya terkait agama. 

Baru-baru ini pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin mempertanyakan terkait kesalehan Prabowo Subianto dalam menjalankan agama. “Dulu saya fight untuk dukung Si Prabowo. Salahnya Prabowo itu saya tutupi semua. Saya tahu Prabowo. 

Kalau soal Islam lebih hebat Pak Jokowi. Pak Jokowi berani mimpin salat. Pak Prabowo berani suruh mimpin salat? Nggak berani. Ayo kita uji keislamannya Pak Prabowo. Suruh Pak Prabowo baca Al-Fatihah, Al-Ikhlas, baca, bacaan salat. Kita semua jadi saksi,” kata La Nyalla.

Pernyataan La Nyalla ini jelas memicu munculnya kembali penggunaan politik identitas di dalam sebuah kontestasi. Politik identitas belakangan memang kerap digunakan sebagai senjata di dalam sebuah kon¬testasi untuk mematikan kubu lawan. Di Pilkada DKI Jakarta pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mampu menjungkirbalikkan calon petahana Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat disebut-sebut lantaran adanya embusan isu negatif politik identitas yang menimpa Ahok sapaan akrab Basuki Tjahaja Purnama. 

Baca juga : EDDY SOEPARNO, Sekjen DPP PAN: Upaya Menarik PAN Gerbong 02 Ke 01

Dalam sebuah kontestasi tentunya tujuan utamanya adalah menaikkan tingkat keterpilihan alias elektabilitas jagonya. Apakah tantangan La Nyalla terhadap Prabowo ini sanggup mendongkrak elektabilitas Jokowi yang belakangan di survei masih stagnan? Berikut pernyataan La Nyalla Mattaliti dan Irfan Yusuf Hasyim, Jubir Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.

Bagaimana tanggapan Anda soal pernyataan La Nyalla tersebut?
Pak Prabowo mungkin soal keagamaannya seperti orang-orang Indonesia pada umumnya, agak awal terhadap kehidupan keagamaan. Tapi semangat atau jiwa keislamannya beliau sudah terbukti pada medio 80-90-an. Di mana pada waktu itu TNI meminggirkan tentara-tentara Islam, sementara beliau ada di depan yang menentang itu. Indonesia ini negara muslim. Beliau mempertanyakan ke¬napa kok tentara Islam dipinggirkan. Lalu beliau mempertanyakan kenapa simulasi latihan harus menyerbu tentara Islam seperti itu.

Tapi sebetulnya Prabowo itu bisa enggak sih memimpin salat?
Memimpin salat itu ada aturannya. Tidak semua orang bisa memimpin salat. Pertama dari segi kemam¬puan bacaannya kemudian dari segi usianya juga. Lalu dari ahlaknya juga. 

Saya sendiri kalau lagi sama para kiai pasti enggak akan mau memimpin salat. Karena memang tidak semua orang boleh dan bisa memimpin salat. Ada aturan-aturannya. Misalnya ada seorang pejabat disuruh memimpin salat. 

Baca juga : MUHIDIN, Ketua DPW PAN Kalsel : Saya Mau Besarkan PAN Bukan Mau Membelot

Sementara di sebelahnya ada kiai ada ulama yang lebih memenuhi syarat, ya harusnya pejabatnya menolak. Biarkan kiai atau ulama itu yang memimpin. Kan sudah ada bagiannya masing-masing.

Berarti harusnya seseorang tidak terpengaruh dengan pernyataan La Nyalla terkait keislaman Prabowo itu?
Begini ya, kalau keislaman saya yakin 100 persen beliau orang Islam. Beliau orang Islam yang taat. Tapi soal apakah kemampuan keagamaan-nya itu bisa seperti kiai pasti enggaklah. Dia orang Islam seperti rata-rata orang Indonesia lain. Dari lahir diajari tentang agama tapi tidak terlalu mendetail begitu. Semangat Islamnya pasti tinggilah. 

Tapi ada juga yang meragukan mengingat keluarga Prabowo ada yang non-muslim. Itu bagaimana?
Keluarga beliau memang keluarga pelangi. Tapi peristiwa 80-90-an menunjukkan bahwa beliau di tengah keluarga yang pelangi pun masih tetap menunjukkan semangat keisla¬man beliau. Enggak terlalu signifikan kok pengaruh dari berbagai isu itu. Apalagi yang melempar isu sudah mengaku pernah melempar fitnah ke lawan politiknnya waktu itu.

Siapa sih guru ngajinya Prabowo?
Ada, tapi saya lupa ustadz siapa namanya. Saya beberapa kali ketemu dengan guru ngaji beliau tapi saya lupa namanya. 

Baca juga : DAHNIL ANZAR SIMANJUNTAK, Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi: Cari Perhatian Jokowi Lewat Janji Anarkistis

Anda termasuk yang mengajar beliau?
Enggak juga sih, hanya kalau ada beberapa masalah ngasihlah sedikit-sedikit. Yang intens itu ada ustadz siapa saya lupa namanya. Saya sering ketemu di Kertanegara.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.