Dark/Light Mode

Yang Tidak Netral Sebenarnya BW Atau Ira Koesno?

Mardani Ali Sera : Lihat Saja Nanti, Akan Kelihatan Moderator & Panelis Tidak Netral

Senin, 31 Desember 2018 17:04 WIB
Yang Tidak Netral Sebenarnya BW Atau Ira Koesno? Mardani Ali Sera : Lihat Saja Nanti, Akan Kelihatan Moderator & Panelis Tidak Netral

RM.id  Rakyat Merdeka - Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) memilih moderator dan tim panelis debat pertama Pilpres 2019 yang akan digelar pada 17 Januari mendatang belakangan memunculkan kecurigaan dari kedua kubu capres-cawapres yang bertarung.

Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mencurigai salah seorang moderator merupakan pesanan kubu Jokowi-Ma’ruf Amin. Sebaliknya, kubu Jokowi-Ma’ruf Amin mencurigai seorang panelis terindikasi pen-dukung Prabowo-Sandi.

Diketahui, KPU memutuskan Ira Koesno dan Imam Priyono sebagai moderator. Ira dan Imam menyisihkan lima figur lainnya yang sempat diusulkan KPU yakni; Najwa Shihab, Bayu Sutiyono, Tomi Cokro, Alfito Deannova, dan Prabu Revolusi. Nah, yang dicurigai sebagai pesanan kubu 01 adalah Ira Koesno.

Untuk barisan panelis, KPU memutuskan tujuh orang. Yakni, mantan Ketua Mahka¬mah Agung Bagir Manan, mantan Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto, pakar hukum internasional Hikmahanto Juwana, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Da¬manik, pengajar hukum tata negara dan hukum administrasi negara Bivitri Susanti, Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Adnan Topan Husodo dan ahli hu-kum tata negara Margarito Kamis. Dalam barisan panelis yang dicurigai tidak netral adalah Bambang Widjoyanto alias BW.

Baca juga : Abdul Kadir Karding :Kami Tahu Pak BW Partisan, Kami Tetap Terima Keputusan Ini

Tim sukses kedua kubu belakangan malah balik badan terhadap keputusan KPU memilih moderator dan panelis. Padahal proses pemilihan moderator dan panelis dibahasa KPU bersama tim sukses kedua kubu pasangan capres-cawapres. Tim sukses Prabowo-Sandi mengungkap¬kan, nama Ira Koesno diusulkan oleh tim Jokowi-Ma’ruf Amin. Sementara tim sukses Jokowi-Ma’ruf Amin meragukan netralitas Bambang Widjojanto sebagai panelis.

Berikut ini tanggapan Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Abdul Kadir Karding dan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno Mardani Ali Sera.

Bagaimana tanggapan BPN terhadap nama-nama yang terpilh kemarin?
Tentu semua punya hak untuk mengusulkan. Lebih khusus dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi- Ma’ruf, dan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Dan di atas semua usulan itu, harus didudukan, pertama mereka yang selama ini sudah punya integritas dan kapasitas, bukannya partisan.

Bukan partisan ini penting, agar betul-betul bukan ingin menonjolkan atau menjatuhkan satu pasangan calon. Tapi bagaimana betul-betul, agar satu pasangan calon ini kelihatan kualitasnya, kapasitasnya, dan kemampuannya.

Baca juga : YASONNA H LAOLY : Kebebasan Harus Diatur Supaya Tertib

Karena maksud debat itu, biar publik tidak membeli kucing di dalam karung. Jadi memang harus dicari, mereka yang punya integritas dan kapasitas.

BW dianggap tidak netral, tanggapan Anda?
Memang Bambang Widjojanto (BW) waktu itu aktif bantuin Anies Baswedan. Tapi pilihan itu, diambil karena dia merasa Anies adalah orang yang punya komitmen terhadap pemberantasan korupsi. Dan itu terbukti sampai sekarang. Jadi, menurut kami BW orang yang punya kapasitas, dan integritas, jadi layak.

Karena sudah mendukung, justru netralitasnya diragukan?
BW enggak masuk seingat saya. Dia dulu bantuin Anies-Sandi, iya. Kalau sekarang saya lihat dulu masuk tim atau enggak. Tapi kalau yang sudah masuk, mestinya jangan menurut saya. Tapi sekarang kan bukan pemilihan Anies Sandi, sekarang kan pilpres, jadi lain persoalannya. Yang enggak netral itu kalau dia masuk untuk bantu Prabowo-Sandi.

Atau masuk menjadi pembantu Jokowi-Ma’ruf, itu tidak netral. Tapi kalau yang kemarin bantuin Pak Ahok, sekarang enggak lagi. Dulu bantuin Anies- Sandi, tapi sekarang enggak itu artinya netral. Itu masih tidak bisa dibilang partisan. Kan kita enggak bisa menilai orang cuma dari latar belakangnya. Tapi juga sekarang ini posisi beliau dimana. Itu juga harus kita lihat.

Baca juga : FRANSISKA FITRI : Pemerintah Terlalu Dalam Mencampuri Ormas

Kalau dulu masuk timses, sekarang enggak, boleh ya?
Iya. Sekarang kan beliauenggakmembantu Prabowo- Sandi. Kapasitas beliau masih ada, dalam hal pemberantasan korupsi. Karena beliau kan juga punya latar belakang lain, yaitu pernah menjadi komisioner KPK.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.