Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

NU Dalam Pusaran Politik Dan Tuntutan Kembali Ke Khittah

CHOIRUL ANAM, Jubir Komite Khittah : NU Sekarang Sudah Seperti Partai Politik

Selasa, 11 Desember 2018 09:51 WIB
NU Dalam Pusaran Politik Dan Tuntutan Kembali Ke Khittah CHOIRUL ANAM, Jubir Komite Khittah : NU Sekarang Sudah Seperti Partai Politik

RM.id  Rakyat Merdeka - Komite Khittah yang terdiri dari dzurriyah muassis (anak cucu pendiri) Nahdlatul Ulama (NU) Minggu (9/12) kemarin, meng¬gelar pertemuan ketiga kalinya di Yayasan Pendidikan Taswirul Afkar, Surabaya. Dalam pertemuan itu, tim Komite Khittah melaporkan hasil pertemuannya dengan lima kiai khos NU terkait khittah NU, termasuk membahas posisi KH Ma’ruf Amin yang kini maju sebagai cawapres mendampingi Jokowi. 

Lima kiai khas NU yang dimintai pertimbangannya oleh Komite Khittah adalah; KH Maimoen Zubair (Ponpes Al Anwar Sarang, Rembang, Jawa Tengah), KH Tholhah Hasan (Ponpes Miftahul Ulum Singosari, Malang, Jawa Timur), KH Mustofa Bisri (Ponpes Raudhatul Thollibin, Rembang, Jawa Tengah), KH Nawawi Abdul Djalil (Ponpes Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur), dan KH Miftahul Akhyar (PP Miftahul Janah, Surabaya, Jawa Timur). 

Baca juga : SAUT SITUMORANG, Wakil Ketua KPK : Ini Hasil Pengalaman Empiris KPK Saat Tangani Kasus Korupsi

Dzurriyah muassis KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) yang menemui Pjs Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar membawa pesan dari KH Miftah. Dia mengatakan, kerja-kerja Komite Khittah sudah diketahui PBNU dan merekomendasikan Komite Khittah melanjutkan tugasnya mengembalikan NU ke khittah, termasuk membahas posisi KH Ma’ruf Amin yang kini menjadi cawapres. 

“Ini yang menarik, terkait dengan pencalonan Kiai Ma’ruf Amin sebagai wapres. Beliau (Kiai Miftah) mengatakan dengan diajaknya Kiai Ma’ruf Amin sebagai cawapres berarti NU sekarang telah men¬jadi shohibul qoror, yang sebelumnya telah menjadi shohibul had. Sebetulnya tahun 2004, ketika Kiai Hasyim Muzadi juga menjadi cawapres, ya sama, itu pelanggaran,” ujar Gus Sholah. 

Baca juga : JOHNNY G PLATE, Sekjen Partai Nasdem : Lebih Baik Duit APBN Itu Untuk Masyarakat Dulu

Selain membahas posisi Kiai Ma’ruf Amin, Komite Khittah juga ditugaskan merancang dialog tentang khittah NU. Pertimbangan yang sudah dihasilkan dari urun rembuk Komite Khittah dan kiai khos akan dibawa ke musyawarah nasional (Munas) NU pada Februari 2019. 

Komite Khittah lahir dari kegelisahan para cucu pendiri NU yang melihat NU sudah mulai keluar dari khittah dengan ikut berpolitik. Para cucu muassis ini kali pertama menggelar pertemuan pada 24 Oktober di Ponpes Tebuireng. Dilanjutkan pertemuan kedua di Ponpes Tambakberas pada 14 November lalu.  Munas NU nanti bakal menentukan suara kaum Nahdliyin, apakah akan diseret masuk politik 2019 atau kembali ke khittah NU? Kepada Rakyat Merdeka Ketua PBNU KH Marsudi Syuhud dan cucu muassis Gus Choirul Anam memaparkan pendapatnya terkait Komite Khittah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.