Dark/Light Mode

NU Dalam Pusaran Politik Dan Tuntutan Kembali Ke Khittah

CHOIRUL ANAM, Jubir Komite Khittah : NU Sekarang Sudah Seperti Partai Politik

Selasa, 11 Desember 2018 09:51 WIB
NU Dalam Pusaran Politik Dan Tuntutan Kembali Ke Khittah CHOIRUL ANAM, Jubir Komite Khittah : NU Sekarang Sudah Seperti Partai Politik

 Sebelumnya 
Seperti apa Anda melihat NU di pusaran politik sekarang?
NU saat ini sudah seperti partai politik, bahkan di bawah parpol. Mulai dari pengurus besar sampai pengurus ranting sudah terpapar politik praktis dan pragmatis.

Adakah yang memprihatinkan dari khittah NU saat ini?
NU sudah tidak lagi melaksanakan khitthah, bahkan PBNU sudah jelas jelas melanggar AD/ART sendiri.

Baru-baru ini cucu muassis yang tergabung dalam Komite Khittah sudah menggelar pertemuan ketiganya. Sebenarnya apa sih fungsi komite ini?
Fungsi komite khitthah itu untuk mengajak nahdliyin melaksanakan khitthah NU seperti diwariskan para pendiri dan para ulama sesudahnya.

Baca juga : SAUT SITUMORANG, Wakil Ketua KPK : Ini Hasil Pengalaman Empiris KPK Saat Tangani Kasus Korupsi

Apa keputusan dari dua kali mengadakan halaqoh tersebut?
Putusan halaqah membentuk wadah komite khitthah 1926 dan mem-beritahukan keberadaannya kepada ulama sepuh.

Apakah ada keresahan atau ketidakpuasan yang dirasakan Komite Khittah terhadap kepengurusan PBNU sekarang?
Banyak sekali keresahan. Atas nama PBNU tidak lagi menghormati khitthah yang telah dirumuskan para ulama senior seperti KH Achmad Siddiq, KH Asad Syamsul Arifin, KH Masjkur, KH Ali Maksum, dan lain-lain yang sejak Muktamar ke-26 di Semarang (1979), Muktamar ke-27 di Situbondo (1984), dan Muktamar ke-28 di Krapyak (1989) dengan susah payah merumuskan khitthah. Selain itu PBNU juga tidak menjun¬jung tinggi AD/ART sebagai aturan berorganisasi.

Anda pernah mengatakan dalam anggaran dasar NU, Rais Aam PBNU tidak boleh mencalonkan diri dan dicalonkan dalam jaba-tan politik apapun. Tapi ini tidak berlaku bagi KH Ma’ruf Amin. Maksudnya apa?
Baik tradisi maupun konstitusi (AD/ART) tidak pernah ada rais aam mencalonkan diri atau dicalonkan da¬lam jabatan pemilihan politik apapun. Pasalnya rais aam itu pimpinan tert¬inggi di NU. Bahkan dalam AD/ART Bab XVI Pasal 51 Ayat 4 rais aam tidak tiperkenankan mencalonkan diri atau dicalonkan dalam jabatan pemilihan politik apapun. Namun semuanya dilanggar oleh PBNU. 

Baca juga : JOHNNY G PLATE, Sekjen Partai Nasdem : Lebih Baik Duit APBN Itu Untuk Masyarakat Dulu

Jadi seharusnya Ma’ruf Amin tidak boleh mencalonkan dan dicalonkan sebagai cawapres?
Kiai Ma’ruf sudah sangat paham. Terlebih sebelum jadi rais aam Kiai Ma’ruf sudah berjanji akan menjaga NU selama masa khidmah dan tidak akan melibatkan diri, baik langsung maupun tidak langsung dengan urusan politik praktis. Karena itu kemudian dingkat menjadi rais aam dan dibaiat agar tetap istiqomah pada janjinya. Ternyata malah ingkar janji dan ini fakta.

Tapi bukankah keputusan Ma’ruf Amin saat ini jauh lebih baik dengan memilih mundur dari rais aam PBNU?
Karena ingkar janji dan melanggar AD/ART, ya harus tahu diri, mundur, sebelum dimundurkan. Jadi mundur itu karena pelanggaran bukan prestasi. Musibah bagi NU. Masih banyak ulama yang mampu memimpin NU namun kenapa Muktamar Jombang memilih Kiai Ma’ruf? Akibatnya sekarang ini NU berantakan. 

Ma’ruf Amin nonaktif dari rais aam, digantikan Miftahul Akhyar. Anda melihat adakah cacat hukum terkait pemilihan Miftahul Akhyar sebagai Rais Aam?
Kiai Miftahul Akhyar menjadi penanggungjawab rais aam itu tidak ada dasar hukumya dan tidak pula ada dalam tradisi NU. AD/ART NU Bab XV pasal 48 mengatakan apabila rais aam berhalangan tetap maka wakil rais aam menjadi PJ Rais Aam. Lho apakah Kiai Ma’ruf berhalangan tetap? Karena itu mestinya harus musyawarah nasional ulama NU untuk memilih rais aam yang baru.

Baca juga : Yudi Purnomo, Ketua Wadah Pegawai KPK: Korban Kok Malah Disalahkan, Hati-hati

Jadi Anda menginginkan agar PBNU segera melaksanakan musyawarah luar biasa untuk menentukan pengganti Ma’ruf Amin dari Rais Aam?
Saya tidak pernah mengimbau PBNU mengadakan MLB. Tapi saya juga tidak menyalahkan jika ada orang NU berpendapat seperti itu. Sebab MLB itu juga ada dalam AD/ART sebagai bagian penting untuk menyelesaikan masalah. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.