Dark/Light Mode

Bulan Puisi Esai, Denny JA Ajak Masyarakat Menulis

Jumat, 2 Desember 2022 16:22 WIB
Salah satu karya puisi esai Denny JA yang telah dibukukan berjudul Atas Nama Cinta. (Foto: Ist)
Salah satu karya puisi esai Denny JA yang telah dibukukan berjudul Atas Nama Cinta. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Pencapaian kedua, sebanyak 25 kisah dan kesaksian atas konflik berdarah di Indonesia setelah reformasi telah didokumentasikan dalam betuk puisi esai. Itu kisah yang diolah dari drama di seputar konflik primordial di Era Reformasi, seperti konflik agama di Maluku (1991-2002), konflik suku Dayak versus Madura di Sampit (2001), konflik Ahmadiyah di Mataram (2002-2017), konflik rasial di Jakarta (Mei 1998) hingga konflik pendatang Bali dan penduduk asli di Lampung (2012).

25 kisah tersebut ditulis sendiri oleh Denny JA dan diterbitkan menjadi buku dengan judul "Jeritan Setelah Kebebasan” (2022). Buku tersebut juga diterbitkan dalam edisi bahasa Inggris dengan judul "Scream Following Liberation" (2022).

Baca juga : Komunitas Lintas Generasi Ajak Masyarakat Santun Menggunakan Medsos

Bahkan sebanyak 13 aktivis, penulis dan tokoh masyarakat juga sudah merespon buku puisi esai ini dan menuliskan responnya dalam buku yang segera terbit dengan judul "Kaleidoskop Menolak Lupa: 13 Tanggapan Terhadap Puisi Esai Denny JA" (2022).

"Tiga dari 25 puisi esai konflik berdarah itu sedang dalam proses dituliskan menjadi skenario serial film untuk di OTT (Over The Top) atau layanan media berbasis internet," jelasnya. "Dari puisi esai menjadi film komersial itulah tahapan berikutnya yang ingin dicapai oleh komunitas puisi esai," sambung Denny JA.

Baca juga : Presiden Ajak Masyarakat Vaksin Booster Covid-19

Pencapaian ketiga dari Komunitas Puisi Esai pada Desember 2022 ini adalah, dari Aceh hingga Papua, sebanyak 13 penulis senior puisi esai telah mengasuh total lebih dari 130 para penulis, aktivis, jurnalis, dosen, bahkan politisi, untuk memberikan kesaksian atas isu sosial dan mempublikasinya dalam bentuk puisi esai. "Masing-masing penulis dibebaskan memilih isu apa saja yang memang terjadi, dan penting, untuk didramatisasi dalam puisi esai," kata Denny JA.

Pencapaian keempat, pada September 2022, Komunitas Puisi Esai ASEAN dengan bantuan pemerintah Malaysia menyelenggarakan Festival Puisi Esai antar bangsa. "Di bulan Desember ini, puisi esai juga akan meluas ke Kairo dan Australia. Jika sebelumnya  banyak penulis puisi esai dari luar Indonesia menuliskan puisi esai dalam bahasa Indonesia, kini di luar negeri, mereka akan menuliskannya dalam bahasa Inggris," paparnya.

Baca juga : Dana Otsus Semakin Dirasakan Masyarakat Papua

Pencapaian kelima, sambung Denny JA, Komunitas Puisi Esai akan segera membuat festival menulis puisi esai, dengan total hadiah Rp 50 juta yang bisa diikuti oleh siapapun. Tujuan dari festival ini adalah untuk mengajak publik luas menuliskan isu sosial yang benar-benar terjadi, namun didramatisasi dengan fiksi, melalui puisi esai.

"Kelima kegiatan puisi esai di atas, di bulan Desember 2022, bulan puisi esai, adalah tambahan langkah untuk ikut menghidupkan kembali tradisi “mengangkat isu sosial melalui gerakan sastra puisi esai," kata Denny JA. "Setiap bulan desember, setiap tahun gerakan itu, mengangkat isu sosial melalui gerakan sastra puisi esai, akan terus dihidup-hidupkan," sambungnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.