Dark/Light Mode

Tempe Pangan Sehat, Kandungan Proteinnya Tinggi

Jumat, 24 November 2023 15:49 WIB
Praaktek pembuatan tempe di Forum Tempe Indonesia (FTI) saat menggelar diskusi khusus bersama dengan Tema Tempe Sustainabiliy. (Foto: Istimewa)
Praaktek pembuatan tempe di Forum Tempe Indonesia (FTI) saat menggelar diskusi khusus bersama dengan Tema Tempe Sustainabiliy. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tempe adalah jenis makanan dengan harga yang sangat terjangkau, nutrisi yang ada di tempe itu tidak kalah dengan kandungan nutrisi dari sumber makanan lainnya.

Forum Tempe Indonesia (FTI) menyelenggarakan diskusi khusus bersama rekan-rekan media dengan Tema Tempe & Sustainabiliy “From Farm to Plate” yang digelar di Bale Merapi, Yogyakarta, Kamis (23/11/2023).

FTI menghadirkan beberapa narasumber dengan latar belakang yang berbeda-beda, untuk berbagi informasi soal pentingnya konsep keberlanjutan dalam menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Pembahasan tentunya tidak lepas dari dunia tempe baik, dari segi pertanian kedelai sebagai bahan baku utama pembuatan tempe.

Proses produksi hingga mencoba menginisiasi peran serta konsumen dalam memilih produk pangan ramah lingkungan dan salah satunya adalah Tempe.

Fadlilla Dewi Rachmawati yang mewakili Croplife Indonesia, memberikan paparannya terkait peran Bioteknologi terhadap masa depan pertanian.

Rekayasa genetika benih tanaman yang adaptif terhadap perubahan iklim dan pemanasan global sangat dibutuhkan guna menjaga stabilitas pangan agar terhindar dari krisis pangan global.

“Rekayasa benih pangan dengan bioteknologi, salah satu solusi bagi dunia pertanian dalam menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global," ujar Fadlilla dalam keterangannya, Jumat (24/11/2023).

Baca juga : Israel Banyak Ngeles

Menurutnya, pengembangan benih tanaman bioteknologi telah melalui proses penelitian yang panjang dan tak mudah.

Satu benih hasil rekayasa genetika bisa menempuh hingga belasan tahun sampai lolos berbagai ujicoba dan dinyatakan layak dan diproduksi massal dan kemudian dikonsumsi sebagai bahan pangan dan pakan.” ujar Fadlilla, yang juga members of Biotechnology & Seeds – Croplife Indonesia.

Country Director USSEC (U.S Soybean Export Council) Indonesia, Ibnu Wiyono memberikan informasi terkait pertanian di Amerika Serikat yang dengan sangat ketat menerapkan praktik pertanian yang berkelanjutan.

Hasilnya kedelai AS mendapatkan sertifikasi ‘Sustainable US SOY (SUSS logo)’.

Menurutnya, pertanian kedelai yang menghasilkan emisi karbon paling rendah.

Ibnu mengatakan, SUSS logo merupakan eco-label atau sertifikasi ramah lingkungan yang disematkan pada kemasan pangan yang menggunakan kedelai Amerika sebagai bahan baku utamanya.

Menurutnya, industri kedelai Amerika ingin berbagi manfaat pertanian berkelanjutan dengan konsumen.

"Diharapkan produk pangan olahan kedelai yang menggunakan SUSS logo dapat lebih dihargai oleh konsumen lokal dan luar negeri karena diproduksi dengan memperhatikan aspek-aspek keberlanjutan," ujar Ibnu.

Baca juga : Tangkal Politik Uang, Perkuat Pengawasan Partisipatif Publik

Ibnu menjelaskan, sebagai penghasil kedelai terbesar di dunia, praktik pertanian kedelai berkelanjutan di Amerika telah membantu petani menaikkan produksi kedelai hingga 130 persen selama kurun waktu 40 tahun.

“Hingga 2025, pertanian kedelai Amerika menargetkan penurunan emisi rumah kaca sebesar 10 persen, mengurangi dampak penggunaan 10 persen, meningkatkan efisiensi energi hingga 10 persen dan mengurangi erosi tanah hingga 25 persen," ujar Ibnu.

Hal ini menurut Ibnu menjadi komitmen petanian kedelai Amerika dalam menjaga bumi kita agar terus lestari.

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa Generasi-Z lebih tertarik untuk mengikuti tren pembelian produk ramah lingkungan.

Di tengah tren gaya hidup sehat, pilihan untuk menggunakan produk-produk yang ramah lingkungan juga meningkat. Terlebih Eco-Labels atau sertifikasi produk ramah lingkungan.

Ketua Pembina Forum Tempe Indonesia, Prof Made Astawan mengatakan perilaku konsumen dalam memilih produk yang memiliki eco- labels dipastikan akan memberikan dampak secara luas.

"Kesadaran Gen Z menjadi harapan besar kita semua bahwa kedepan produk- produk ramah lingkungan akan semakin mendapatkan prioritas,” ujar Astawan.

Sebagai produk pangan asli Indonesia, Tempe tentunya memiliki sejarahnya sendiri. Leluhur bangsa Indonesia sejak beberapa abad yang lalu ternyata sudah menerapkan konsep zero waste dalam memproduksi Tempe.

Baca juga : Dapil Jateng III, Perang Bintang Tersaji di Kandang Banteng

Walaupun nilai-nilai sustainability ini baru lahir abad ini dari dunia barat, nenek moyang kita ternyata sudah sejak lama menerapkannya.

Pengrajin Tempe Super Dangsul dari Bantul, Sahrul mengatakan walaupun saat ini tidak banyak rumah tangga yang memproduksi tempe sekaligus memiliki hewan ternak, bukan berarti kita tidak bisa meneruskan ajaran-ajaran para leluhur.

"Saat ini saya justru mendapatkan pendapatan lebih, karena limbah dari produksi tempe saya ternyata bisa dijual dan dimanfaatkan oleh peternak sebagai pakan," ujar Sahrul.

Dalam acara Forum Tempe Indonesia juga memperkenalkan kepada media dan masyarakat, keberadaan media komunikasi FTI yang diwujudkan dengan hadirnya website www.mytempe.id yang diharapkan sebagai media literasi khusus dunia Tempe dan kedelai.

Selain website, FTI juga menggunakan berbagai platform media sosial seperti Instagram dan Facebook (@mytempe_id) serta akun youtube (@Mytempe Indonesia).

“FTI, sejak berdiri di tahun 2008 hingga saat ini memang sangat fokus untuk menaikkan kelas pengrajin tempe agar memenuhi standar keamanan pangan (higienis)," ujar Sekjen FTI, M. Ridha.

Menurutnya, selain tempe memiliki keunggulan dari kandungan proteinnya yang sangat tinggi, kualitas sebagai bahan pangan tempe juga harus terus ditingkatkan.

:Bahkan sudah ada anggota kami yang sudah berhasil memasarkan Tempe ke berbagai negara," ujar Ridha.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.