Dark/Light Mode

Seru-Seruan Bareng Desainer Musa Widyatmodjo

Industri Fashion Kita Butuh Asupan Yang Pas

Senin, 6 Juli 2020 08:37 WIB
Desainer Senior Musa Widyatmodjo di acara seru-seruan ngobrol virtual yang diselenggarakan Rakyat Merdeka, Sabtu (4/7). (Foto: Istimewa)
Desainer Senior Musa Widyatmodjo di acara seru-seruan ngobrol virtual yang diselenggarakan Rakyat Merdeka, Sabtu (4/7). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Industri fashion kini masuk sektor ekonomi kreatif. Kita tinggal perlu nyontek negara lain, bagaimana cara menghasilkan devisa gede dari sektor ini.

Rakyat Merdeka Sabtu (4/7) seru-seruan ngobrol virtual bareng Musa Widyatmodjo dengan tema ‘Fashion Ideology dan Gaya Berbusana Politisi’.Sang desainer senior itu luwes bicara, diantaranya soal motif politik dalam busana di setiap rezim pemerintahan. Selengkapnya bisa disimak kembali di semua platform Rakyat Merdeka.

Baca juga : Bongkar Rahasia Fesyen Tujuh Presiden Indonesia

Bicara soal Musa. Pria 54 tahun yang lahir di Jakarta, blasteran Kudus dan Bandung ini, terbilang ‘Fashion Guru’ di Indonesia. Sudah hampir 30 tahun ia eksis di dunia mode Tanah Air maupun internasional. Dimulai sejak ia lulus sebagai mahasiswa terbaik jurusan Fashion Design, Drexler University, Philadelphia, AS.

“Kuliah 5 tahun dan balik ke Indonesia, lalu memulai bisnis dengan cara sederhana. Saya mulai membangun label, kerja sendiri di garasi,” ungkap Musa.

Baca juga : Musa Widyatmodjo: Di Era Covid, Fashion Tak Lagi Status Sosial

Kerja keras terbayar. Musa berhasil membangun PT Musa Altelier dengan tiga lini bisnis yakni M by Musa, Musa.Co dan MW. Musa. Co adalah sebuah divisi spesialisasi desain konsultan dan pengadaan seragam perusahaan BUMN serta swasta seperti bank dan rumah sakit.

Selain itu, ia mengembangkan PT Mega Usaha apparel, lini butik dan fashion business consultant, yang memiliki klien mulai dari pemerintahan hingga sektor swasta.

Baca juga : Perbaikan Ekonomi Kita Sudah On The Track

“Spesialisasinya adalah saya banyak mengangkat unsur Indonesia lewat kain tradisional, batik, songket, tapis, jumpatan. Wasta secara luas. Dari kuliah sampai sekarang, saya fokus mengangkat unsur kain tradi-sional. Di kampus saya dikenal dengan desain unik,” jelas pendiri Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) ini.

Musa masih mengolah kain tradisional yang banyak dan beragam. Ia menyayangkan pendidikan tentang kain tradi-sional belum banyak diberikan di sekolah mode Tanah air. Musa yang belajar wastra serta mengo lah mode dari mendiang Iwan Tirta, Peter Sie, Arthur Harland, dan Prajudi ini pun menyoal dukungan pemerintah.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.