Dark/Light Mode

Yuk, Cek Fakta Seputar Vaksin

Selasa, 13 Oktober 2020 20:36 WIB
Yuk, Cek Fakta Seputar Vaksin

 Sebelumnya 
6.  Mitos penyakit yang sudah ada vaksinnya, tak perlu vaksinasi lagi.

Ini pun jelas hoaks. Banyak riset menunjukkan, penurunan angka vaksinasi memicu kenaikan penyakit spesifik yang dilawan vaksin tersebut.

Hal ini sempat terjadi di Indonesia pada medio akhir 2017. Awalnya, wabah difteri terjadi di Jawa dan merambah ke Sumatera.

Pemerintah pun memutuskan untuk melakukan imunisasi nasional, dan menggratiskan imunisasi difteri hingga usia 19 tahun.

Baca juga : PSBB Total, MRT Jakarta Tetap Beroperasi

"Di AS juga terjadi, tahun 2018 angka imunisasi turun dan muncul lagi. Polio sempat muncul kembali di Papua, padahal kita pernah dapat bendera bebas polio dari WHO. Campak rubella masih mengancam karena banyak hoaks tadi. Jadi hati-hati, kalau angka mulai turun dan kita hadapi wabah ini sangat menderita," jelas Windhi.

7. Isu halal-haram vaksin

Isu ini hanya terjadi di Indonesia. Bahkan, di Timur Tengah dengan negara berpenduduk mayoritas Muslim, pro kontra terhadap kehalalan vaksin tidak terjadi.

Semua masyarakat dunia pun sepakat pentingnya vaksin.

Baca juga : Uno Masuk Kabinet, Fakta Apa Hoaks..?

"Peserta haji saja wajib divaksin. Makanya saya bilang lucu, kenapa di kita doang. Jadi, pemicunya ada Trypsin yang dipinjam dari enzim babi, untuk hasilkan panen yang baik. Supaya dapat komponen vaksin," kata Windhi.

Ia mengatakan, masyarakat perlu memahami bahwa tidak ada bagian babi yang masuk dalam vaksin. Enzim ini akan dimurnikan kembali, sehingga komponen perantara tidak ikut masuk pada vaksin.

Ketika dalam proses pembuatannya bersinggungan dengan enzim dari babi, pada produksi akhirnya hanya virus yang masuk dalam vaksin.

"Kita merujuk negara lain yang maju, yang mayoritas Muslim. MUI (Majelis Ulama Indonesia, Red) sudah bilang halal. Untuk kebaikan dan dalam keadaan mencegah penyakit yang lebih berat dan berbahaya, vaksin halal," katanya.

Baca juga : Berlomba di Jalur Vaksin

[HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.